Translate
There is one disease that cannot be treated according to the Hadith

There is one disease that cannot be treated according to the Hadith

There is one disease that cannot be treated according to the Hadith

Woman holding senior womans hand on bed

Illustration of an untreatable disease. Photo: Getty Images/iStockphoto/Barcin

HOLIDAY NEWS - Rasulullah SAW once said that Allah SWT sent down disease and its cure. However, he also mentioned that there is one disease that cannot be treated. 

The information regarding every disease has a cure refers to the hadith contained in Sahih Muslim. This hadith was narrated from Jabir bin 'Abdillah that Rasulullah SAW said,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ؛ God bless you

Meaning: "Every disease has a cure. If the medicine suits the illness, then he will be cured with Allah's permission." This hadith was quoted by Ibn Qayyim al-Jauziyah in the book Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' and in the tahqiq of 'Ali Hasan bin 'Ali al-Halabi al-Atsari. The Indonesian edition of this book was published by Pustaka Imam Asy-Syafi'i. 

Ibnu Qayyim al-Jauziyah explained that the diseases referred to in this case are all diseases found in the heart, spirit and body. Rasulullah SAW once gave an example of a disease other than the body and its cure, namely ignorance. He said, the cure for stupidity is asking the ulama. 

In another history, Rasulullah SAW explained the exception to one disease. This disease that cannot be treated is old age. This refers to the authentic hadith contained in the Musnad Imam Ahmad from Usamah bin Syarik that Rasulullah SAW said,

God willing, God willing, God willing, God willing, God willing, God willing, God willing َلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

Meaning: "Indeed, Allah did not send down a disease, but He also sent down the medicine. This is known by some people and not known by others."
In another editorial it was said,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءٌ، أَوْ د love! مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ

Meaning: "Indeed, Allah does not put down a disease, but He also puts down the cure, except for one disease." The companions asked, "What disease is that, O Rasulullah SAW?" He answered, "Chairman."
According to At-Tirmidhi, this hadith is authentic. 
There is also a history from Abu Sai'd which states that a disease for which there is no cure is death. It is said, Rasulullah SAW said, "Allah did not create disease, unless He also created the cure--which will be known by those who know it and will not be known by stupid people--except death." (HR Ahmad and At-Thabrani)

This hadith is found in the book At-Taghdziyah an-Nabawiyah by Abdul Basith Muhammad Sayyid which was translated by Bachtiar. 

Prayer Is the Antidote

Regarding disease and its cure, Rasulullah SAW once recommended that someone pray earnestly. He said,
Allah's blessings God bless you

Meaning: "Pray to Allah with confidence that your prayer will be answered. Know that Allah does not grant prayers from a careless and unserious heart." (HR Hakim in al-Mustadrak from Abu Hurairah RA) Still in the same source it is said, this hadith contains the meaning that prayer is an antidote that can provide benefits and eliminate disease. However, the power of prayer can be weak or even lost due to neglect of the heart towards Allah SWT and consuming haram goods. 

This explanation is in line with the hadith contained in the Sahih Muslim from the history of Abu Hurairah RA who told it from Rasulullah SAW. At that time, the Prophet SAW explained Allah SWT's command in Surah Al Mukminun verse 51. 
Then he told about a man who went on a long journey, his body was dusty and his hair was matted. The man raised his hands while saying the name of God. However, his food was haram, his drink was haram, his clothes were haram, and he grew up with haram things. Said the Prophet SAW, "Then how is it possible that his prayer will be answered?"
Wallahu a'lam. 

Ada Satu Penyakit yang Tak Bisa Diobati Menurut Hadits


Woman holding senior womans hand on bed
Ilustrasi penyakit yang tak bisa diobati. Foto: Getty Images/iStockphoto/Barcin
HOLIDAY NEWS - Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya. Namun, beliau juga menyebutkan ada satu penyakit yang tak bisa diobati.

Keterangan mengenai setiap penyakit ada obatnya mengacu pada hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim. Hadits ini diriwayatkan dari Jabir bin 'Abdillah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ؛ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ

Artinya: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah."

Hadits tersebut dinukil Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Ad-Daa' wa Ad-Dawaa' dan ditahqiq 'Ali Hasan bin 'Ali al-Halabi al-Atsari. Edisi Indonesia kitab ini diterbitkan Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, penyakit yang dimaksud dalam hal ini adalah semua penyakit yang terdapat dalam hati, roh, dan badan. Rasulullah SAW pernah memberikan contoh penyakit selain badan dan obatnya, yakni kebodohan. Kata beliau, penyakit kebodohan obatnya bertanya kepada ulama.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menjelaskan pengecualian terhadap satu penyakit. Penyakit yang tak bisa diobati ini adalah ketuaan. Hal ini mengacu pada hadits shahih yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad dari Usamah bin Syarik bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءٌ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain."

Dalam redaksi lain dikatakan,

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءٌ، أَوْ دَوَاءٌ، إِلَّا دَاءً وَاحِدًا فَقَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ! مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit, melainkan Dia juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit." Para sahabat bertanya, "Penyakit apa itu, wahai Rasulullah SAW?" Beliau menjawab, "Ketuaan."

Menurut At-Tirmidzi, hadits tersebut statusnya shahih.

Ada juga riwayat dari Abu Sai'd yang menyatakan bahwa penyakit yang tidak ada obatnya itu adalah kematian. Dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah Allah menciptakan penyakit, kecuali Dia juga menciptakan obatnya--yang akan diketahui oleh yang mengetahuinya dan tidak akan diketahui oleh orang bodoh--kecuali kematian." (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Hadits tersebut terdapat dalam kitab At-Taghdziyah an-Nabawiyah karya Abdul Basith Muhammad Sayyid yang diterjemahkan Bachtiar.

Doa Adalah Obat Penawar

Berkaitan dengan penyakit dan obatnya, Rasulullah SAW pernah menganjurkan seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh. Beliau bersabda,

أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Artinya: "Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa kalian akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius." (HR Hakim dalam al-Mustadrak dari Abu Hurairah RA)

Masih dalam sumber yang sama dikatakan, hadits tersebut mengandung makna bahwa doa adalah obat penawar yang mampu memberikan manfaat dan menghilangkan penyakit. Namun, kekuatan doa bisa lemah bahkan hilang karena kelalaian hati kepada Allah SWT dan mengonsumsi barang-barang haram.

Penjelasan tersebut senada dengan hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dari riwayat Abu Hurairah RA yang menceritakannya dari Rasulullah SAW. Kala itu, Nabi SAW menjelaskan perintah Allah SWT dalam surah Al Mukminun ayat 51.

Kemudian beliau menceritakan tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, kondisi tubuhnya berdebu dan rambutnya kusut. Laki-laki itu menengadahkan tangan sembari menyebut nama Tuhan. Akan tetapi, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dibesarkan dengan hal-hal yang haram. Kata Nabi SAW, "Maka bagaimana mungkin doanya akan terkabul?"

Wallahu a'lam.


Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال