To the woman who kisses longing on my man's chest
Maybe you never know, that to arrive at today, the day where lara has reached the point of numbness. I have passed nights with thousands of silent stabs. My sleep sank, in grains of anxiety and helplessness.
If you ask, why have I remained silent until now? I just dampen my ego a little, maybe the silhouette of all the pain, is caused by the shadow of all the less in myself.
Let's just say that karma never existed, even if one day your chest hurts like I feel, maybe it's just a universal conspiracy, giving a reminder, that in this quietest and darkest corner, there were fingers busy picking up the pieces of a broken heart. shape again.
So, above all sincerity, at the limit of all patience will be denial, I just want to say greetings in full peace, for those of you who cannot keep your feelings on behalf of fellow women.
Have a good day, above all the goodness that you take by force without any leftovers.
Kepada perempuan yang mengecupkan rindu di dada lelakiku
Barangkali kamu tak pernah tahu, bahwa untuk sampai di hari ini, hari di mana dalamnya lara telah sampai di titik mati rasa. Aku telah melewati malam-malam dengan ribuan tikam kesunyian. Lelapku tenggelam, dalam bulir cemas dan ketidakberdayaan.
Jika kamu bertanya, mengapa sampai saat ini aku bungkam tanpa perlawanan? Aku hanya sedikit meredam keakuan, barangkali siluet dari segala nyeri, tersebab bayangan atas segala kurang di diriku sendiri.
Anggap saja bahwa karma itu tak pernah ada, jika pun suatu saat dadamu terluka seperti yang aku rasa, mungkin saja itu sebatas konspirasi semesta, memberi pengingat, bahwa di sudut paling senyap dan gelap ini, pernah ada jemari yang sibuk memunguti kepingan hati yang remuk tak berbentuk lagi.
Maka, di atas segala ikhlas, di batas segala sabar akan ingkar, aku hanya ingin mengucap salam sepenuh damai, untuk dirimu yang tak bisa menjaga rasa atas nama sesama wanita.
Semoga harimu baik-baik saja, di atas segala kebaikan yang kamu ambil dengan paksa tanpa sisa.