By the moon, earth and sun, in mild weather, also in weary footsteps

By the moon, earth and sun, in mild weather, also in weary footsteps


To You, who accompanies me in the clear and murky paths of mine, holds control over anything that hits, arranges a heart that is overflowing, dampens all patter. 

From rains, storms and rainbows, even in drought the coolness wanes again, or in the fall that comes before its time. I collect all meanings, that all prejudices, are You, the secret of all secrets of all questions. 

For things that melt, or all the efforts that make myself almost battered, I beg a little, to recover all the causes of eyes that are often puffy, able to crash into anxiety, because You are a deliverer from all worries. 

Simpuhkuku, from the whole body that often repeats the same prayers and sins, which always forget, that mortality is the law of the universe. To You all I return, in one name, to the one and only origin of life. 



Demi bulan, bumi dan mentari, dalam cuaca ringkih, juga dalam jejak yang letih

KepadaMu, yang membersamai dalam bening dan keruhnya alurku, memegang kendali atas apa-apa yang menerpa, menata hati yang berai, menyurutkan segala derai.

Dari hujan, badai dan pelangi, bahkan dalam kemarau yang sejuknya berkurang lagi, atau pada musim gugur yang datang sebelum waktunya. Aku memunguti segala makna, bahwa segala prasangka, adalah Engkau, rahasia dari segala rahasia segala tanya.

Untuk beberapa hal yang lebur, atau segala upaya yang membuat diri nyaris babak belur, aku sedikit mengiba, untuk memulihkan segala sebab dari mata yang kerap kali sembab, mampu menghempas cemas, sebab Kau pelepas dari segala was-was.

Simpuhku, dari segenap tubuh yang kerap mengulang doa dan dosa yang itu-itu juga, yang selalu lupa, bahwa fana adalah hukum semesta. KepadaMu seluruhku kembali, pada satu nama, pada satu-satunya muasal nyawa.

Post a Comment

0 Comments