3,912 Indonesian Citizens Move Many Singapore Citizens, For High Lifestyle

3,912 Indonesian Citizens Move Many Singapore Citizens, For High Lifestyle


Media sosial tengah dihebohkan dengan gelombang WNI pindah menjadi warga negara Singapura.


Jakarta Social media is being horrified by a wave of Indonesian citizens changing citizenship to Singapore. The Directorate General of Immigration, Ministry of Law and Human Rights (Kemenkumham) recorded that 3,912 Indonesian citizens converted to become Singaporean citizens during 2019 - 2022. 
Septian Hartono (38), a former Indonesian citizen who converted to a Singaporean citizen in 2020, revealed the reason for his decision. He said the high standard of living was the main consideration for switching to become a Singaporean citizen. 

Currently, he claims to work as a health technician at the largest public hospital in Singapore. He feels that what he is doing now does not exist in Indonesia, or even if there is, the level is not the same as in Singapore. 
"I work in a public hospital, so it's more to (a high standard of living) I see that the so-called life is good, that," he told BBC.com quoted on Thursday (13/7). 
Apart from that, his decision to become a Singaporean citizen also considered the provision of better public facilities. He admits that he can freely travel comfortably with his family by public transportation. 

"In Singapore our family can live in public flats, use public transportation everywhere, go to public schools, I can enjoy these public facilities," said Septian. 

Defend Identity

Even though he has become a citizen of Singapore since 2020, Septian admits that he still maintains his identity as a former Indonesian. According to him, Indonesian identity is important to enrich Singapore's identity itself. 
"I'm also here at the church which contains the Indonesian community. That's also interesting, more than half are probably Singaporeans, but there are still some characteristics of being Indonesian-Singaporean. On the one hand, it enriches the identity of Singapore itself, on the other hand, there is still a link with the country of origin, Indonesia," he said. 

An amphibious vehicle takes tourists on a river tour in Singapore on February 19, 2019. These duck-like boats take tourists on an exciting adventure to see the beauty of the Land of the Lions by land and river routes. (Roslan Rahman/AFP)

For your information, Singapore is trying to increase its population from about 5 million now to 6.9 million in 2030. This is done by persuading more of its citizens to have children and giving citizenship to professionals from abroad. 
According to official information, the city-state grants citizenship to 15,000-25,000 people every year. The main requirement for obtaining Singapore citizenship is to have been a Permanent Resident for at least two years. 
An Indonesian citizen who works as an academic at Singapore's Nanyang Technological University (NTU), Professor Sulfikar Amar said that one of Singapore's ways of 'recruiting' citizens from neighboring countries is by providing scholarships to study at the most prestigious universities. prestigious in the country, such as NTU and the National University of Singapore (NUS). 



3.912 WNI Ramai-Ramai Pindah Warga Negara Singapura, Demi Gaya Hidup Tinggi


Media sosial tengah dihebohkan dengan gelombang WNI pindah menjadi warga negara Singapura.

Jakarta Media sosial tengah dihebohkan dengan gelombang WNI pindah kewarganegaraan Singapura. Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mencatat sebanyak 3.912 WNI beralih menjadi warga negara Singapura selama 2019 - 2022.

Septian Hartono (38), mantan WNI yang beralih menjadi warga negara Singapura pada 2020 lalu mengungkap alasan keputusannya tersebut. Dia menyebut, standar hidup yang tinggi menjadi pertimbangan utama untuk beralih menjadi warga negara Singapura.

Saat ini, dirinya mengaku bekerja sebagai teknisi kesehatan di rumah sakit umum terbesar di Singapura. Dia merasa apa yang dia kerjakan sekarang belum ada di Indonesia, atau kalaupun ada levelnya tidak sama seperti di Singapura.

"Saya bekerja di RS Umum, jadi lebih ke (standar hidup yang tinggi) saya melihat bahwa hidup yang so-called (disebut demikian) baik, itu," ungkapnya kepada BBC.com dikutip Kamis (13/7).

Selain itu, keputusannya untuk beralih menjadi warga negara Singapura juga mempertimbangkan penyediaan fasilitas umum yang lebih baik. Dirinya mengaku dapat leluasa bepergian secara nyaman bersama keluarga dengan transportasi umum.

"Di Singapura keluarga kami bisa tinggal di rumah susun publik, ke mana-mana menggunakan transportasi publik, sekolah [anak] di sekolah negeri, saya bisa menikmati fasilitas-fasilitas publik ini," ungkap Septian.

Pertahankan Identitas

Meski telah beralih menjadi warga negara Singapura sejak 2020 lalu, Septian mengaku tetap mempertahankan identitasnya sebagai mantan orang Indonesia. Menurutnya, identitas Indonesia itu penting untuk memperkaya identitas Singapura itu sendiri.

"Aku di sini juga kan ke gereja yang isinya komunitas orang Indonesia. Itu juga menarik, lebih dari setengah mungkin sudah warga Singapura, cuma tetap ada kekhasannya sebagai orang Indonesia-Singapura. Di satu sisi memperkaya identitas Singapura itu sendiri, di sisi lain juga tetap ada link dengan negara asal, Indonesia," ungkapnya.

Lewat Beasiswa

Sebuah kendaraan amfibi membawa turis dalam wisata sungai di Singapura pada 19 Februari 2019. Mobil-perahu mirip bebek ini mengantarkan pelancong berpetualang seru melihat keindahan Negeri Singa melalui jalur darat dan sungai. (Roslan RAHMAN/AFP)

Untuk diketahui, Singapura sedang berusaha menambah populasinya dari sekitar 5 juta sekarang menjadi 6,9 juta pada 2030. Caranya, dengan membujuk lebih banyak warganya untuk punya anak dan memberikan kewarganegaraan kepada tenaga profesional dari luar negeri.
Menurut informasi resmi, negara-kota itu memberikan kewarganegaraan kepada 15.000-25.000 orang setiap tahun. Syarat utama untuk mendapatkan kewarganegaraan Singapura adalah telah menjadi Permanent Resident selama setidaknya dua tahun.

Warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai akademisi di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Profesor Sulfikar Amar mengatakan salah satu cara Singapura ‘merekrut’ warga dari negara-negara tetangga adalah dengan memberikan beasiswa untuk kuliah di universitas-universitas paling bergengsi di negara tersebut, seperti NTU dan National University of Singapore (NUS).

Post a Comment

0 Comments