WhatsApp Replacement Applications Are Increasingly Popular

WhatsApp Replacement Applications Are Increasingly Popular
Photo: REUTERS/Dado Ruvic

HOLIDAY NEWS - Telegram is increasingly catching up with WhatsApp by reaching more than 950 million active users by July 2024. Telegram founder Pavel Durov targets that the short messaging application will be able to exceed 1 billion active users this year. 

In a Telegram channel, Durov revealed that the company also plans to launch an app store and in-app browser with support for web3 pages this month. 
Last March Telegram reported that their users exceeded 900 million. At that time, in an interview with the Financial Times, Durov said the company was targeting a profit next year, as quoted by TechCrunch, Thursday (25/7/2024). 

Telegram appears to be accelerating the adoption of web3 technology on its platform. The company has long supported cryptocurrency and blockchain initiatives, but its efforts to enter the space slowed after its initial coin offering failed in 2018. 

In December 2022, the company began auctioning user names on the TON blockchain. 
The company has since focused on helping developers build mini-apps and games that use cryptocurrency for transactions. 
This year, they started sharing advertising revenue with channel owners by distributing Toncoins (tokens on the TON blockchain). 
Earlier this month, Telegram started allowing channel owners to convert stars to Toncoin to buy ads at a discount or trade cryptocurrencies. 

However, since November 2023, fraudsters have been actively peddling various schemes to steal Toncoin from users, according to a report from Kaspersky. 
Durov addressed the issue in his message on the channel last week, and said that the company is working to reduce such fraud. 
"In the near future, Telegram will start displaying the registration month and primary country for public accounts [similar to Instagram]. "We will also allow organizations to use their mini-apps to issue channel labels, creating a decentralized marketplace for third-party verification," he wrote in a message on his channel. 


Aplikasi Pengganti WhatsApp Makin Populer


REFILE - CLARIFYING CAPTION Silhouettes of mobile users are seen next to logos of social media apps Signal, Whatsapp and Telegram projected on a screen in this picture illustration taken March 28, 2018.  REUTERS/Dado Ruvic
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

HOLIDAY NEWS - Telegram makin mengejar WhatsApp dengan mencapai lebih dari 950 juta pengguna aktif pada Juli 2024. Pendiri Telegram Pavel Durov menargetkan agar aplikasi pesan singkat itu mampu melampaui angka 1 miliar pengguna aktif tahun ini.

Dalam saluran Telegram, Durov mengungkap, perusahaan juga berencana meluncurkan toko aplikasi dan browser dalam aplikasi dengan dukungan untuk halaman web3 bulan ini.

Pada Maret lalu Telegram melaporkan bahwa pengguna mereka melampaui 900 juta. Saat itu, dalam wawancara dengan Financial Times, Durov mengatakan perusahaan menargetkan untung tahun depan, demikian dikutip dari TechCrunch, Kamis (25/7/2024).

Telegram tampaknya mempercepat adopsi teknologi web3 di platformnya. Perusahaan ini telah lama mendukung inisiatif mata uang kripto dan blockchain, namun upayanya untuk memasuki ruang tersebut melambat setelah penawaran koin awalnya gagal pada 2018.

Pada Desember 2022, perusahaan mulai melelang nama pengguna di blockchain TON.

Perusahaan sejak itu fokus membantu pengembang membangun aplikasi mini dan game yang menggunakan cryptocurrency untuk transaksi.

Tahun ini, mereka mulai membagi pendapatan iklan dengan pemilik saluran dengan membagikan Toncoin (token pada blockchain TON).

Awal bulan ini, Telegram mulai mengizinkan pemilik saluran mengonversi bintang menjadi Toncoin untuk membeli iklan dengan harga diskon atau memperdagangkan mata uang kripto.

Namun, sejak November 2023, penipu secara aktif menjajakan berbagai skema untuk mencuri Toncoin dari pengguna, demikian menurut laporan dari Kaspersky.

Durov membahas masalah ini dalam pesannya di saluran minggu lalu, dan mengatakan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk mengurangi penipuan semacam itu.

"Dalam waktu dekat, Telegram akan mulai menampilkan bulan pendaftaran dan negara utama untuk akun publik [mirip dengan Instagram]. Kami juga akan mengizinkan organisasi menggunakan aplikasi mini mereka untuk mengeluarkan label saluran, menciptakan pasar terdesentralisasi untuk verifikasi pihak ketiga," tulisnya dalam pesan di salurannya.

Post a Comment

0 Comments