Google cancels removing internet 'spies' on laptops and cellphones

Google cancels removing internet 'spies' on laptops and cellphones
Photo: REUTERS/Dado Ruvic

HOLIDAY NEWS - Google has dropped plans to remove third-party cookies, the "spying" code embedded in the Chrome browser to track user activity on the internet. The decision to cancel deleting cookies in Chrome was taken after advertisers voiced protest. Digital advertising is Google's biggest source of revenue, which now operates under parent company Alphabet. 

Digital advertisers say the removal of cookies makes them even more dependent on Google. So far, advertisers have been able to plant cookies on their websites to collect information about users who access the website. Information about users is used by advertisers to serve advertisements according to internet users' preferences. 
The UK Competition and Markets Authority has also highlighted Google's planned removal of cookies. This plan is seen as an obstacle to business competition in the digital advertising industry. 

Google said the company ultimately chose to give users a choice and not block cookies for third parties. "Instead of blocking third-party cookies, we are introducing a new experience in Chrome so that users can make choices in their surfing activities on the internet. They can customize them at any time," said Anthony Chavez from Google as quoted by Reuters. 

Chavez is an official at the Privacy Sandbox Initiative, a unit founded in 2019 to find ways to improve online privacy while still supporting Google's digital business. According to Reuters, information about user behavior gathered using cookies is often also used for spying. 

In the European Union, the use of cookies is regulated by the GDPR Act. The regulations state that website or content owners must ask users for explicit permission to "spy" on them by planting cookies in their browsers. Chrome and other browsers such as Safari and Firefox also provide the option of deleting all cookies. 
Chavez said Google is working together with regulators, content publishers and NGOs involved in protecting personal data to find new approaches. 

Google Batal Hapus 'Mata-Mata' Internet di Laptop dan HP


REFILE - CLARIFYING CAPTION Silhouettes of mobile users are seen next to a screen projection of Google logo in this picture illustration taken March 28, 2018.  REUTERS/Dado Ruvic
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

HOLIDAY NEWS - Google membatalkan rencana menghapus cookies pihak ketiga, kode "mata-mata" yang tertanam di browser Chrome untuk melacak aktivitas pengguna di internet.

Keputusan untuk membatalkan penghapusan cookies di Chrome diambil setelah para pengiklan menyuarakan protes. Iklan digital adalah sumber pendapatan terbesar Google, yang kini beroperasi di bawah perusahaan induk Alphabet.

Para pengiklan digital menyatakan penghapusan cookies membuat mereka makin tergantung kepada Google. Selama ini, para pengiklan bisa menanam cookies di website mereka untuk menghimpun informasi soal pengguna yang mengakses website tersebut. Informasi soal pengguna dimanfaatkan pengiklan untuk menayangkan iklan sesuai dengan preferensi pengguna internet.

Otoritas Pasar dan Kompetisi Inggris juga telah menyorot rencana penghapusan cookies oleh Google. Rencana itu dinilai sebagai penghambat persaingan usaha di industri iklan digital.

Google menyatakan perusahaan akhirnya memilih untuk memberikan pilihan kepada pengguna dan tidak memblokir cookies untuk pihak ketiga.

"Daripada membendung cookies pihak ketiga, kami memperkenalkan pengalaman baru di Chrome sehingga pengguna bisa mengambil pilihan dalam aktivitas berselancar di internet. Mereka bisa menyesuaikannya kapan saja," kata Anthony Chavez dari Google seperti dikutip Reuters.

Chavez adalah pejabat di Inisiatif Sandbox Privasi, unit yang berdiri sejak 2019 untuk mencari cara meningkatkan privasi online dengan tetap mendukung bisnis digital Google.

Menurut Reuters, informasi soal perilaku pengguna yang dihimpun menggunakan cookies seringkali juga digunakan untuk memata-matai.

Di Uni Eropa, penggunaan cookies diatur oleh UU GDPR. Regulasi itu menyatakan bahwa pemilik website atau konten harus meminta izin eksplisit kepada pengguna untuk "memata-matai" mereka dengan menanamkan cookies di browser. Chrome dan browser lain seperti Safari dan Firefox juga memberikan opsi penghapusan seluruh cookies.

Chavez menyatakan Google bekerja bersama dengan regulator, penerbit konten, dan LSM yang bergerak dalam pelindungan data pribadi untuk mencari pendekatan baru.

Post a Comment

0 Comments