HAYAM WURUK

HAYAM WURUK
Hayam Wuruk was born in 1334 AD to Cakradhara (Kerthawardhana Bre Tumapel) and Tribwana Tunggadewi. His mother was the female king of Majapahit. 

Linguistically, Hayam Wuruk comes from two words, namely Hayam which means Rooster/Rooster and Wuruk which means educated. It was named so because this king, apart from being good, was also intelligent and educated. Meanwhile, according to Pararaton, another name for Hayam Wuruk is Raden Tetep, while the Chinese Chronicle records his name as Wu-Lo-Po-Wu. 

In 1351, his mother abdicated to become Saphta Prabu (King's Advisor) and handed over the position of King to Hayam Wuruk. 

When he was appointed King, Hayam Wuruk was only 17 years old, and the title he held was Maharajasa Sri Rajasanagara. 

According to Negara Kertagama, Hayam Wuruk ruled Majapahit for 39 years, for almost forty years Hayam Wuruk, who was assisted by Mahapatih Gajah Mada, was able to bring Majapahit to the peak of glory. 

At the time of his accession to the throne, this King was not yet married. Of the various women presented in the form of paintings, he chose the Sundanese Princess to be his first wife (Dyah Pitaloka), but this plan was opposed by Bre Wengker (his uncle) and Gajah Mada. Later the Bubat war occurred as a result of this opposition. 

HAYAM WURUK
Hayam Wuruk lahir pada 1334 Masehi dari pasangan Cakradhara (Kerthawardhana Bre Tumapel) dan Tribwana Tunggadewi. Ibunya merupakan Raja wanita Majapahit.

Secara bahasa, Hayam Wuruk berasal dari dua kata, yaitu Hayam yang berarti Ayam Jantan/Jago dan Wuruk yang berarti terpelajar. Dinamakan demikian karena Raja ini selain jago juga memang cerdas dan terpelajar. Sementara itu, menurut Pararaton, nama lain dari Hayam Wuruk adalah Raden Tetep, sementara Kronik Cina mencatat namanya Wu-Lo-Po-Wu.

Pada tahun 1351, Ibunya turun tahta untuk menjadi Saphta Prabu (Penasehat Raja) serta menyerahkan jabatan Raja kepada Hayam Wuruk.

Pada saat dilantik menjadi Raja, Hayam Wuruk baru berusia 17 tahun, adapun gelar yang disandangnya adalah Maharajasa Sri Rajasanagara.

Menurut Negara Kertagama, Hayam Wuruk memerintah Majapahit selama 39 tahun, selama hampir empat puluh tahun itu Hayam Wuruk yang dibantu mahapatih Gajah Mada mampu membawa Majapahit mencapai puncak kejayaan.

Pada saat naik tahta, Raja ini belum menikah. Dari berbagai wanita yang disodorkan dalam bentuk lukisan ia memilih Putri Sunda untuk dijadikan istri pertamanya (Dyah Pitaloka), namun rencana itu ditentang oleh Bre Wengker (Pamannya) dan Gajah Mada. Kelak terjadi perang Bubat akibat dari penentangan ini.

Post a Comment

0 Comments