Today's History: Astronaut Throws SuitSat Until 7 Columbia Crew Die in Explosion

Today's History: Astronaut Throws SuitSat Until 7 Columbia Crew Die in Explosion
A spacesuit-turned-satellite called SuitSat began its orbit around Earth on February 3, 2006. Image: NASA

SPACE -- February 1 - 3 is a historic time for the space sector. Therefore, this article will summarize 3 historical events in the last three days in the past. 

On February 3, 2006, astronauts on the International Space Station (ISS) threw empty spacesuits into space for the sake of science. Known as SuitSat, the empty spacesuit is equipped with a radio transmitter that continuously broadcasts pre-recorded messages from scientists and students from around the world. 

Expedition 12 commander Bill McArthur of NASA and flight engineer Valery Tokarev, a Roscosmos cosmonaut, threw an old empty Russian-made Orlan spacesuit into the ocean as an experiment. It also broadcasts telemetry data, so amateur radio operators and citizen scientists on Earth can participate in tracking these sinister satellites. 
SuitSat only managed to circle the Earth twice because its battery died prematurely. It burned up when it re-entered Earth's atmosphere several months later. 

US Air Force Launches Keyhole-7 Spy Satellite
A KH-7 GAMBIT in launch configuration on display at the National Museum of the United States Air Force in Dayton, Ohio. Image: Public Domain/USAF

On February 2, 1967, the US Air Force launched a secret reconnaissance satellite called Keyhole 7-36 (KH-7). It was the 36th of 38 satellites the Air Force launched under a project codenamed Gambit. 
The satellites took some of the first high-resolution spy satellite images of places including China, the former Soviet Union, Israel and more. KH-7 only spent about 10 days in orbit before returning to Earth with a roll of undeveloped film. 

The scroll arrived in capsule form which the Air Force then had to search for and retrieve. Thousands of images from this spy satellite mission were declassified in 2002. 

Space Shuttle Columbia Disaster
The crew of the space shuttle Columbia that exploded on February 1, 2003. Image: Wikimedia Commons
On February 1, 2003, the space shuttle Columbia broke apart while returning to Earth after spending more than two weeks in space. The crash killed all seven astronauts on board. 

The seven STS-107 Columbia crew members were Rick Husband as commander; Michael Anderson load commander; mission specialist David Brown; Kalpana Chawla mission specialist; mission specialist Laurel Clark; William McCool pilot; and Ilan Ramon, a payload specialist with the Israel Space Agency. 
It was the second fatal accident in the space shuttle program after the Challenger disaster in 1986. NASA then grounded space shuttle flights for more than two years to investigate the disaster. 

Investigators discovered a piece of broken foam from the shuttle's external fuel tank during launch. The chunk of foam hit the shuttle's left wing and damaged the heat shield, ultimately leading to the craft's destruction. 
NASA resumed space shuttle flights in 2005, of course with new safety procedures to prevent external tank foam loss like that of Columbia. Future shuttle flights involved a 50-foot inspection boom. 

The tool is used to scan for damage to the orbiter's heat shield and reverse maneuvers when it arrives at the International Space Station. The latter allows astronauts on the ISS to photograph the entire heat shield. Source: Space.com


Sejarah Hari Ini: Astronot Melempar SuitSat Hingga 7 Awak Columbia Tewas Meledak
Sebuah pakaian antariksa yang berubah menjadi satelit bernama SuitSat memulai orbitnya mengelilingi Bumi pada 3 Februari 2006. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Tanggal 1 - 3 Februari adalah waktu yang bersejarah bagi bidang luar angkasa. Karena itu, artikel ini akan merangkum 3 kejadian bersejarah dalam tiga hari terakhir di masa lalu.

Pada tanggal 3 Februari 2006, para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melemparkan pakaian antariksa kosong ke luar angkasa demi sains. Dikenal sebagai SuitSat, pakaian antariksa kosong itu dilengkapi pemancar radio yang terus-menerus menyiarkan pesan yang telah direkam sebelumnya dari para ilmuwan dan pelajar dari seluruh dunia. 
Komandan Ekspedisi 12, Bill McArthur dari NASA dan insinyur penerbangan Valery Tokarev, seorang kosmonot Roscosmos, melemparkan pakaian antariksa Orlan tua buatan Rusia yang kosong ke laut sebagai percobaan. Ia juga menyiarkan data telemetri, sehingga operator radio amatir dan ilmuwan warga di Bumi bisa berpartisipasi dalam melacak satelit menyeramkan tersebut.
SuitSat hanya berhasil mengelilingi bumi dua kali karena baterainya mati sebelum waktunya. Ia terbakar saat memasuki kembali atmosfer bumi beberapa bulan kemudian.

Angkatan Udara AS Meluncurkan Satelit Mata-mata Keyhole-7
GAMBIT KH-7 dalam konfigurasi peluncuran dipamerkan di Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat di Dayton, Ohio. Gambar: Domain Publik/USAF

Pada tanggal 2 Februari 1967, Angkatan Udara AS meluncurkan satelit pengintai rahasia yang disebut Keyhole 7-36 (KH-7). Itu adalah satelit ke-36 dari 38 satelit yang diluncurkan Angkatan Udara di bawah proyek dengan nama sandi Gambit. 
Sejumlah satelit itu mengambil beberapa citra satelit mata-mata beresolusi tinggi pertama di berbagai tempat, termasuk Cina, bekas Uni Soviet, Israel, dan banyak lagi. KH-7 hanya menghabiskan sekitar 10 hari di orbit sebelum kembali ke Bumi dengan gulungan film yang belum dikembangkan.
Gulungan itu tiba dalam bentuk kapsul yang kemudian harus dicari dan diambil oleh Angkatan Udara. Ribuan gambar dari misi satelit mata-mata ini itu dideklasifikasi pada tahun 2002.

Bencana Pesawat Ulang Alik Columbia
Awak pesawat ulang alik Columbia yang meledak pada 1 Februari 2003. Gambar: Wikimedia Commons
Pada tanggal 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia pecah saat kembali ke Bumi setelah menghabiskan lebih dari dua pekan di luar angkasa. Kecelakaan itu menewaskan ketujuh astronot di dalamnya.

Ketujuh awak STS-107 Columbia adalah Rick Husband sebagai komandan; Michael Anderson komandan muatan; David Brown spesialis misi; Kalpana Chawla spesialis misi; Laurel Clark spesialis misi; William McCool pilot; dan Ilan Ramon, spesialis muatan dari Badan Antariksa Israel.
Itu adalah kecelakaan fatal kedua dalam program pesawat ulang alik setelah bencana Challenger pada tahun 1986. NASA kemudian menghentikan penerbangan pesawat ulang-alik selama lebih dari dua tahun untuk menyelidiki bencana tersebut.

Penyelidik menemukan sepotong busa pecah dari tangki bahan bakar eksternal pesawat ulang alik saat peluncuran. Bongkahan busa tersebut menghantam sayap kiri pesawat ulang-alik dan merusak pelindung panas, yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran pesawat tersebut.
NASA melanjutkan penerbangan pesawat ulang alik pada tahun 2005, tentu saja dengan prosedur keselamatan baru untuk mencegah hilangnya busa tangki eksternal seperti yang menimpa Columbia. Penerbangan pesawat ulang alik ke depannya melibatkan boom inspeksi setinggi 50 kaki.
Alat itu berfungsi untuk memindai kerusakan pada pelindung panas pengorbit dan manuver pembalik ketika tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Yang terakhir itu memungkinkan astronot di ISS bisa memotret seluruh pelindung panas. Sumber: Space.com

Post a Comment

0 Comments