E-Gates Begin Trial, Travelers No Longer Need to Show Passport at UK Airports
Illustration (Photo: Pixabay)
BRITAIN is trialling an e-Gates system or face recognition technology that would allow travelers to enter automatically without having to manually show their passports. Instead, tourists need to be registered in a central database as an alternative measure.
In practice, this system allows for a faster and more efficient entry process for travelers.
However, please remember that personal data security and privacy are important when using this kind of technology.
An e-Gates system that would allow travelers to cross the British border without showing a passport will be trialled early this year, Phil Douglas, Director General of the UK Border Force, has revealed.
The aim of this testing is to develop a seamless facial recognition system that is more sophisticated than what currently exists
With this development, it is hoped that the existing e-Gates system will be improved so that passengers arriving in the UK can store their passports there.
The existing e-Gates system utilizes facial recognition technology. The facial data of each traveler is checked against the data encrypted in their passport.
Reporting from Independent Co, currently e-Gates in the UK apply to travelers aged 10 years and over, especially for citizens of the UK, European Union (and Schengen area), United States, Canada, Australia, New Zealand, Singapore and South Korea . They can use e-Gates to enter the UK using facial recognition technology.
In the latest system developments, depending on the central database, changes may occur in the scope of use of e-Gates, as well as possible additions to countries or regions that can access the service.
The e-Gates technology to be implemented in the UK will require registration of travelers in a centralized database. The gradual introduction of the Electronic Travel Authorization scheme in the UK requires information for travelers who are eligible to make use of the service.
In this context, Mr. Douglas stated that the main goal was to obtain further information about travelers to enable monitoring of their travels. Not only England, but other countries have also implemented facial recognition technology to facilitate tourist arrivals.
For example, Dubai Airport has implemented facial recognition technology effectively.
They claim that with e-Gates technology, travelers can go through immigration procedures in just five seconds.
In the UK, initial trials of the new technology will likely be carried out at one airport for a limited number of travellers. However, a procurement exercise will be held later, and costs for the e-Gates are estimated to be in the tens of millions.
However, the use of this technology does not always run smoothly. In May 2023, the entire e-Gates system in the UK failed, leaving tens of thousands of passengers stuck in long queues for hours. The system failure sparked resentment among affected passengers.
E-Gates Mulai Diuji Coba, Pelancong Tak Perlu Lagi Tunjukkan Paspor di Bandara Inggris
Ilustrasi (Foto: Pixabay)
INGGRIS sedang menguji coba sistem e-Gates atau teknologi face recognition yang memungkinkan wisatawan untuk masuk secara otomatis tanpa harus secara manual menunjukkan paspor mereka. Sebaliknya, wisatawan perlu terdaftar di database pusat sebagai langkah alternatif.
Pada praktiknya, sistem ini memungkinkan proses masuk yang lebih cepat dan efisien bagi para pelancong.
Namun, perlu diingat bahwa keamanan data pribadi dan privasi adalah hal yang penting dalam penggunaan teknologi semacam ini.
Sistem e-Gates yang memungkinkan pelancong untuk melintasi perbatasan Inggris tanpa menunjukkan paspor akan diuji coba pada awal tahun ini, demikian yang diungkapkan oleh Phil Douglas, Direktur Jenderal Pasukan Perbatasan Inggris.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengembangkan sistem face recognition tanpa hambatan yang lebih canggih dibandingkan dengan yang ada saat ini
Dengan pengembangan tersebut, diharapkan sistem e-Gates yang sudah ada akan ditingkatkan sehingga para penumpang yang tiba di Inggris dapat menyimpan paspor mereka di sa
Sistem e-Gates yang sudah ada saat ini memanfaatkan teknologi face recognition. Data wajah dari setiap pelancong diperiksa berdasarkan data yang terenkripsi dalam paspor mereka.
Dilansir dari Independent Co, Saat ini e-Gates di Inggris diberlakukan bagi pelancong berusia 10 tahun ke atas, terutama bagi warga negara Inggris, Uni Eropa (dan wilayah Schengen), Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan. Mereka dapat memanfaatkan e-Gates untuk memasuki Inggris dengan menggunakan teknologi face recognition.
Dalam perkembangan sistem terbaru, akan bergantung pada database pusat, perubahan mungkin terjadi dalam ruang lingkup penggunaan e-Gates, serta mungkin penambahan negara atau wilayah yang dapat mengakses layanan tersebut.
Teknologi e-Gates yang akan diterapkan di Inggris akan memerlukan registrasi pelancong di database terpusat. Pengenalan bertahap skema Otorisasi Perjalanan Elektronik di Inggris membutuhkan informasi bagi wisatawan yang memenuhi syarat untuk memanfaatkan layanan tersebut.
Dalam konteks ini, Mr. Douglas menyatakan bahwa tujuan utama adalah untuk memeroleh informasi lebih lanjut tentang pelancong yang memungkinkan pemantauan terhadap perjalanan mereka.
Bukan hanya Inggris, namun negara-negara lain juga telah menerapkan teknologi face recognition untuk memfasilitasi kedatangan wisatawan.
Sebagai contoh, Bandara Dubai, telah menerapkan teknologi face recognition ini dengan efektif.
Mereka mengklaim bahwa dengan teknologi e-Gates, pelancong dapat melewati prosedur imigrasi hanya dalam waktu lima detik.
Di Inggris, uji coba awal teknologi baru ini kemungkinan akan dilakukan di satu bandara untuk sejumlah wisatawan. Namun, latihan pengadaan akan diadakan menyusul, dan biaya untuk e-Gates diperkirakan mencapai puluhan juta.
Namun demikian, penggunaan teknologi ini tidak selalu berjalan mulus. Pada Mei 2023, seluruh sistem e-Gates di Inggris mengalami kegagalan yang menyebabkan puluhan ribu penumpang terjebak dalam antrian yang panjang selama berjam-jam. Kegagalan sistem tersebut memicu kekesalan di antara para penumpang yang terdampak.