Ratna Sari Dewi agrees that Sukarno's love letter was brought from Japan to Indonesia

Ratna Sari Dewi agrees that Sukarno's love letter was brought from Japan to Indonesia

Ratna Sari Dewi and Soekarno (Library Website of the Presidents of the Republic of Indonesia)

Jakarta -
The sixth wife of the First President of the Republic of Indonesia, Sukarno, namely Ratna Sari Dewi in Japan was willing to hand over a love letter from Sukarno. One of Sukarno's letters in 1965 was said by the government to contain new facts about the events of the 30 September Movement. 

The National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI) website reported on the visit of Ratna Sari Dewi Sukarno or Naoko Neomoto to the Presidential Static Archives Study Center (Pusdipres) on Jl Gajah Mada Number 111, West Jakarta, 22 July 2023. 
At that time, the ANRI Team showed a copy of President Sukarno's testament which stated that Ratna Sari Dewi could be buried with President Sukarno. Ratna said that she had this letter and several other letters written by President Sukarno in October 1965. 

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"He is also willing to hand over his archive collection to the National Archives of the Republic of Indonesia," wrote ANRI on its website, accessed by detikcom on Friday (17/11/2023). 

7 to 11 November 2023, the ANRI Team visited Ratna Sari Dewi's residence in Japan. The visit was a follow-up to Ratna's visit to Indonesia last July. 

As reported by Antara, ANRI is collecting 300 archives, including Bung Karno's love letter to Ratna. Currently, he said, his party is compiling some of the archives that were brought to Indonesia from Ratna Sari Dewi's residence in Tokyo last week.

According to him, the archive was relatively recently opened and had been kept neatly by the sixth wife of the Proclaimer of the Republic of Indonesia, Soekarno. 

"In the letter, which cannot be held, can only be read, one of them, from the bottom of his heart, Bung Karno stated that he did not know anything about the G30S/PKI, 'I don't know when I was suddenly invited to the Crocodile Hole area and then shifted to where'. 

"It's as if it gives the impression that he was involved," said the Minister for Administrative Reform and Bureaucratic Reform, Abdullah Azwar Anas, quoting an excerpt from Bung Karno's letter to Ratna Sari Dewi, reported by Antara. 


Ratna Sari Dewi Setuju Surat Cinta Sukarno Dibawa dari Jepang ke RI

Ratna Sari Dewi dan Sukarno (Situs Web Kepustakaan Presiden-Presiden RI)
 - 

Istri keenam Presiden RI Pertama Sukarno, yakni Ratna Sari Dewi, di Jepang bersedia menyerahkan surat cinta dari Sukarno. Salah satu surat Sukarno pada 1965 disebut pemerintah memuat fakta baru soal peristiwa Gerakan 30 September.

Situs web Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) memberitakan kunjungan Ratna Sari Dewi Sukarno atau Naoko Neomoto ke Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan (Pusdipres) di Jl Gajah Mada Nomor 111, Jakarta Barat, 22 Juli 2023.

Saat itu, tim ANRI menunjukkan salinan dari testamen Presiden Sukarno yang menyatakan agar Ratna Sari Dewi dapat dikebumikan dengan Presiden Sukarno. Ratna menyampaikan bahwa dia memiliki surat tersebut dan beberapa surat lainnya yang ditulis Presiden Sukarno pada Oktober 1965.

"Beliau pun bersedia menyerahkan koleksi arsipnya kepada Arsip Nasional RI," tulis ANRI di situsnya, diakses detikcom pada Jumat (17/11/2023).

Pada 7-11 November 2023, tim ANRI berkunjung ke kediaman Ratna Sari Dewi di Jepang. Kunjungan itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Ratna ke Indonesia pada Juli lalu.

Dilansir Antara, ANRI sedang mengumpulkan 300-an arsip, termasuk surat cinta Bung Karno untuk Ratna. Saat ini, menurut dia, pihaknya sedang menyusun sebagian arsip yang sudah dibawa ke Tanah Air dari kediaman Ratna Sari Dewi di Tokyo pada minggu lalu. Menurut dia, arsip tersebut tergolong baru dibuka yang selama ini disimpan rapi oleh istri keenam Sang Proklamator RI Sukarno.

"Dalam surat itu, tidak boleh dipegang, hanya boleh dibaca, salah satunya dari hati paling dalam Bung Karno menyatakan tidak tahu menahu tentang G30S/PKI, 'saya tidak tahu tiba-tiba diajak ke sekitar Lubang Buaya terus digeser ke mana'. Seolah-olah memberi kesan beliau terlibat," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, mengutip petikan isi Surat Bung Karno kepada Ratna Sari Dewi, dilansir Antara.


Arsip Surat Cinta Bung Karno Ungkap Fakta Baru Tragedi G30S/PKI


Ilustrasi surat Bung Karno (Foto: Istimewa)

– Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berhasil mengumpulkan lebih dari 300 arsip, termasuk sejumlah Surat Cinta Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, di Tokyo, Jepang. Arsip ini mengandung fakta baru terkait G30S/PKI.

Kepala ANRI, Imam Gunarto, menyatakan bahwa arsip tersebut, meskipun sudah ada di Indonesia, masih terdapat versi aslinya di Jepang.

“Nanti pelan-pelan kami akan bawa juga aslinya,” ujarnya di sela-sela Agenda Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) di Denpasar, Bali, Jumat (17/11/2023) dikutip Antara.

Gunarto menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun sebagian arsip yang telah dibawa ke Tanah Air dari kediaman Ratna Sari Dewi di Tokyo minggu lalu. Arsip-arsip tersebut termasuk yang baru dibuka dan selama ini disimpan rapi oleh istri keenam Sang Proklamator RI Soekarno.

Menurutnya, ANRI telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, untuk memantau dan melanjutkan arsip bersejarah itu. “Selama ini kan disimpan terus oleh Ibu Dewi, belum dibuka (publik), dan itu ada 300 lebih arsip di sana,” tambahnya.

Sementara itu, Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengungkapkan bahwa Surat Cinta Bung Karno kepada Ratna Sari Dewi tertanggal 1-10 Oktober 1965. Ia menyatakan bahwa terdapat sejarah baru yang belum diungkapkan kepada publik melalui surat tersebut.

“Dari curahan hati paling dalam Bung Karno. Bung Karno merasa tidak tahu sama sekali dengan Peristiwa G30S/PKI. Itu dari kami baca suratnya, ini fresh ini,” ungkapnya. Surat tersebut merupakan yang terbaru yang dikumpulkan ANRI dan baru ditemukan di Tokyo.

“Dalam surat itu, tidak boleh dipegang, hanya boleh dibaca, salah satunya dari hati paling dalam Bung Karno menyatakan tidak tahu menahu tentang G30S/PKI, ‘saya tidak tahu tiba-tiba diajak ke sekitar Lubang Buaya terus digeser ke mana’,” katanya, mengutip petikan isi surat Bung Karno kepada Ratna Sari Dewi.


Isi surat cinta Presiden Soekarno ungkap Soekarno tidak tahu peristiwa G30S PKI 1965


 - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berada dibawah koordinasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN/RB) Republik Indonesia beberapa waktu lalu baru saja menemui Ratna Sari Dewi Soekarno di Jepang. Ratna Sari Dewi diketahui merupakan istri ke-6 Presiden Republik Indonesia Soekarno yang selama ini lebih memilih tinggal di Shibuya, Jepang.

Menteri PAN/RB Abdullah Azwar Anas dalam keterangannya mengatakan bahwa kunjungan ANRI ke Jepang menemui Ratna Sari Dewi diantaranya melihat secara langsung surat-surat cinta yang ditulis Presiden Soekarno kepada Ratna Sari Dewi antara tanggal 1 hingga 10 Oktober 1965. 

“Dimana dalam surat itu (ndak boleh dipegang hanya boleh dibaca) salah satunya dari hati yang paling dalam Bung Karno (Presiden Soekarno) menyatakan tidak tahu-menahu (tidak mengetahui) tentang G30S PKI (Gerakan 30 September PKI 1965),” kata Abdullah Azwar Anas dalam pidato sambutannya di Kampus United In Diversity Bali (UIDBC), Kura Kura Bali, Serangan, Kota Denpasar, Jumat (17/11). 

“(Saya tidak tahu tiba-tiba diajak ke sekitar Lubang Buaya terus digeser kemana) seolah-olah memberi kesan beliau terlibat. Ini adalah surat terbaru yang diburu oleh ANRI dan baru ditemukan,” sambungnya.

Abdullah Azwar Anas dalam kesempatan ini juga menambahkan bahwa dalam waktu dekat ANRI rencananya akan mengambil dan meminta dokumen-dokumen di CIA (Central Intelligence Agency) atau Badan Intelijen Pusat di Amerika Serikat untuk membuktikan fakta sejarah masa lalu yang sesungguhnya.

“Kalau tidak kita ini hanya lihat masa depan, padahal masa lalu itu adalah sesuatu yang penting untuk meluruskan sejarah,” lanjutnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono.

“Sementara sejarah kita hanya berpihak pada kekuasaan dan setelah itu baru kita telusuri dan fakta-fakta sejarah itu mulai dirangkai,” ucapnya. 

“Dan nanti kita akan ke CIA (Amerika Setikat) untuk mendapatkan dokumen-dokumen asli sesungguhnya waktu itu CIA di pihak siapa. Atau memang ada klaim saja CIA kepada pihak ABC,” terangnya.

Ia juga menambahkan bahwa di KemenPAN/RB timnya lengkap, dokumen apa saja ada, termasuk G30S PKI dan lain-lain yang saat ini sedang diluruskan.

“Jadi dari curahan hati (curhat) yang paling dalam Bung Karno, Bung Karno merasa tidak tahu sama sekali dengan peristiwa G30S PKI,” sambungnya.

“itu dari kita baca surat ini fresh (baru) ya karena baru pulang dari Jepang, baru pulang dari Jepang, surat-suratnya (surat cinta Bung Karno) kepada Bu Ratna Sari,” terangjya.

“Nah kalau cerita itu panjang akan menarik di sesi yang lain saja,” pungkas Abdullah Azwar Anas


6 Potret Lawas Ratna Sari Dewi Istri Presiden Pertama Indonesia Sukarno, Cantik dari Muda


Ratna Sari Dewi Sukarno. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Ratna Sari Dewi dan Sukarno di Jepang. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Ratna Sari Dewi Sukarno. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Ratna Sari Dewi dan Bung Karno. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Ratna Sari Dewi Sukarno. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Ratna Sari Dewi Sukarno. (kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)


(/imk)

Post a Comment