Putin Goes Crazy, Europe Angry at Elon Musk Cs

Putin Goes Crazy, Europe Angry at Elon Musk Cs

Pictured: Putin orders Wagner fighters to sign an oath of allegiance. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS)

 - The European Union Commission opened up about the disinformation attack containing Russian propaganda regarding the invasion of Ukraine. According to the European Union, Russian hoaxes will circulate more rapidly on social media throughout 2023. 

One social media that has been flooded with Putin's propaganda campaign is X (formerly Twitter). According to European Union findings, Russian hoaxes have increased after X was taken over by Elon Musk at the end of 2022. 

The European Union report was published last week. Previously, the Kremlin's official social media accounts were also accused of spreading false information about the war in Ukraine. 

"In terms of numbers, pro-Kremlin accounts have the largest audience on the Meta platform. Meanwhile, the growth of Kremlin-backed accounts tripled on Telegram," said the report, quoted from BBC, Monday (4/9/2023). 

The BBC has contacted X, Meta, TikTok and YouTube for comment. However, until now no social media platform has opened its voice. 
These findings make the European Union more aggressive in implementing the Digital Services Act (DSA) regulations. Under these rules, social media platforms are required to make content policies that are more stringent in eradicating disinformation and hate speech. 

If social media fails to eradicate negative content on their platforms, the European Union will impose a fine of a certain amount. 
One of the concerns is a tweet from Elon Musk on April 9. The billionaire said his platform no longer limits Kremlin-related accounts. 


Putin Menggila, Eropa Ngamuk ke Elon Musk Cs

Foto: Putin memerintahkan pejuang Wagner untuk menandatangani sumpah setia. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS)

 - Komisi Uni Eropa buka-bukaan soal serangan disinformasi yang memuat propaganda Rusia terkait invasi Ukraina. Menurut Uni Eropa, hoaks Rusia makin kencang beredar di media sosial sepanjang 2023.

Salah satu media sosial yang dibanjiri kampanye propaganda Putin adalah X (sebelumnya Twitter). Menurut temuan Uni Eropa, hoaks Rusia makin banyak pasca X diambil alih Elon Musk pada akhir 2022 lalu.

Laporan Uni Eropa dipublikasikan pada pekan lalu. Sebelumnya, akun media sosial resmi Kremlin juga dituduh menyebarkan informasi tak benar tentang perang di Ukraina.

"Secara jumlah, akun pro-Kremlin memiliki audiens paling banyak di platform Meta. Sementara itu, pertumbuhan akun yang dibekingi Kremlin meningkat 3 kali lipat di Telegram," kata laporan tersebut, dikutip dari BBC, Senin (4/9/2023).
BBC telah menghubungi X, Meta, TikTok dan YouTube untuk berkomentar. Namun, hingga kini belum ada platform media sosial yang buka suara.

Temuan ini membuat Uni Eropa makin agresif dalam penerapan aturan Digital Services Act (DSA). Dalam aturan tersebut, platform media sosial diwajibkan untuk membuat kebijakan konten yang lebih ketat dalam memberantas disinformasi dan ujaran kebencian.

Jika media sosial gagal memberantas konten-konten negatif tersebut di platform mereka, Uni Eropa akan memberikan denda dalam jumlah tertentu.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah tweet dari Elon Musk pada 9 April lalu. Miliarder tersebut mengatakan platformnya tak lagi membatasi akun yang berhubungan dengan Kremlin.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال

Translate