Saat Anies Sentil Ketimpangan di Acara Apeksi Gegara Laser Pointer

Saat Anies Sentil Ketimpangan di Acara Apeksi Gegara Laser Pointer


Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bicara ketimpangan antarwilayah di Indonesia dalam Rakernas XVI Apeksi. Di sela-sela pemaparannya, Anies berseloroh ada ketimpangan juga di acara tersebut gara-gara laser pointer.

Untuk diketahui, acara Apeksi yang digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ini menghadirkan tiga bacapres yang masing-masing memberikan gagasan. Selain Anies, ada juga bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan bacapres Gerindra Prabowo Subianto yang akan menyampaikan gagasan secara bergiliran. Ganjar mendapatkan kesempatan pertama sebelum Anies.

Anies mulanya berbicara soal manajemen pengelolaan kebijakan publik saat dirinya menjabat Gubernur DKI. Dia berbicara pentingnya gagasan, narasi, dan karya.

"Dan kami ketika mendapat tugas mengelola di Jakarta, pada waktu itu kami selalu sampaikan ada 3 level di dalam manajemen pengelolaan kebijakan publik. Satu gagasan, diturunkan dalam bentuk narasi supaya bisa dipahami oleh semua, sehingga visi itu diketahui secara sama, simetris, oleh semua. Lalu ketiga adalah eksekusi, karya," kata Anies di Makassar, Kamis (13/7/2023).

"Karena itu ketika menjadi 3 kata, katanya adalah gagasan, narasi, karya, tidak ada karya tanpa gagasan, tidak ada karya tanpa narasi. Sehingga apapun yang dilakukan bisa dicari asal muasalnya dan dicari penjelasannya. Itu yang kami sampaikan di sini adalah beberapa hal terkait dengan gagasan," lanjut Anies.

Anies lalu menunjukkan potret wilayah Indonesia di malam hari dalam sebuah layar. Dalam pemaparan ini, Anies meminta laser pointer kepada pihak panitia untuk menunjang presentasinya.

"Karena itu Bapak Ibu sekalian, kalau boleh tunjukkan next slide. Ini gagasan awal yang kami bawa sama-sama di dalam rencana Indonesia ke depan. Ini peta Indonesia, potret Indonesia di malam hari. Apa yang menarik, Bapak Ibu sekalian di sini?" ujarnya.

"Mohon maaf, kalau boleh pinjam apa, iya, apa sih namanya ini, laser, laser, laser pointer," kata Anies.

Anies melanjutkan dengan meminta audiens melihat potret Indonesia malam hari yang ditampilkan di layar itu. "Bapak Ibu sekalian, kalau boleh diperhatikan di layar ini, ini potret Indonesia di malam hari. Tapi sebenarnya yang lebih menarik di potret ini, saya rasa layarnya ada banyak, ini adalah potret kota kota di Indonesia. Ketika lihat kota kota di Indonesia, Bapak Ibu sekalian, inilah wajah ketimpangan yang ada," ujarnya.

Panitia kemudian memberikan laser pointer tersebut. Ternyata, alat tersebut tidak berfungsi. Anies sempat mengotak-atik laser pointer tersebut. Anies lantas menyentil soal ketimpangan di acara ini.

"Kelihatannya ada ketimpangan juga Pak, di sini, Pak. Coba dilihat dulu," ujar Anies yang menyerahkan kembali laser pointer tersebut.

Anies kemudian melanjutkan pemaparannya. Laser pointer tersebut kemudian diberikan kembali oleh seseorang yang ikut mengurusi acara tersebut.

"Jadi kalau Bapak Ibu perhatikan... ah oke, sip. Ternyata ketimpangan pengetahuan pengelolanya," ujar Anies.

Anies lalu melanjutkan pemaparannya. Dia membeberkan wilayah-wilayah Indonesia yang disebutnya timpang berdasarkan terang lampu. Namun, laser pointer tersebut belum berfungsi juga.

"Kalau Bapak Ibu perhatikan di sini. Oh tidak sampai rupanya (laser pointer). Lihat saja, lampu ini menggambarkan, menggambarkan kota di Indonesia," ujarnya.

Seorang pria berbatik lengan panjang kemudian menyerahkan laser pointer baru kepada Anies. Laser pointer yang baru ini terlihat berfungsi.

Dalam pemaparannya, Anies menyebut kota-kota di Jawa terlihat terang dibanding kota lain di luar pulau Jawa. Anies menyebut hal ini sebagai ketimpangan.

"Ketika kita lihat kota kota ini, di Jawa pailng terangnya itu Jakarta, Surabaya, begitu masuk Sumatera titik-titik kecil, Kalimantan titik-titik kecil. Ini yang lebih ramai itu di Serawak, ini di Malaysia. Sampai di kawasan Timur, gelap. Saya tidak menggunakan statistik, nggak pakai statistik nih, 

Anies kemudian melanjutkan pemaparannya. Laser pointer tersebut kemudian diberikan kembali oleh seseorang yang ikut mengurusi acara tersebut.

"Jadi kalau Bapak Ibu perhatikan... ah oke, sip. Ternyata ketimpangan pengetahuan pengelolanya," ujar Anies.

Anies lalu melanjutkan pemaparannya. Dia membeberkan wilayah-wilayah Indonesia yang disebutnya timpang berdasarkan terang lampu. Namun, laser pointer tersebut belum berfungsi juga.

"Kalau Bapak Ibu perhatikan di sini. Oh tidak sampai rupanya (laser pointer). Lihat saja, lampu ini menggambarkan, menggambarkan kota di Indonesia," ujarnya.

Seorang pria berbatik lengan panjang kemudian menyerahkan laser pointer baru kepada Anies. Laser pointer yang baru ini terlihat berfungsi.

Dalam pemaparannya, Anies menyebut kota-kota di Jawa terlihat terang dibanding kota lain di luar pulau Jawa. Anies menyebut hal ini sebagai ketimpangan.

"Ketika kita lihat kota kota ini, di Jawa pailng terangnya itu Jakarta, Surabaya, begitu masuk Sumatera titik-titik kecil, Kalimantan titik-titik kecil. Ini yang lebih ramai itu di Serawak, ini di Malaysia. Sampai di kawasan Timur, gelap. Saya tidak menggunakan statistik, nggak pakai statistik nih, pakai ilustrasi ini aja, listrik yang nyala di malam hari. Dari situ terlihat ketimpangan yang luar biasa," ujar Anies.

Post a Comment