Kisah Blogger Nakal Pendapatannya Ratusan Juta Rupiah per Bulan
Tidak banyak yang tahu, menjadi blogger bisa menghasilkan banyak uang per bulan, bahkan bisa tembus sampai ratusan juta. Akan tetapi untuk sampai pada tahap itu bukanlah perkara mudah, sehingga ada beberapa blogger yang memilih untuk menggunakan cara nakal untuk meraih keuntungan. Berikut ini adalah hasil wawancara Mojok dengan beberapa narasumber yang bergelut di dunia nakal seputar blogging.
Dari sekian banyak jenis blogger, ada yang kemudian menarik perhatian saya. Mereka adalah jenis blogger yang bisa mendapat ratusan juta rupiah per bulan dari Google Adsense, dengan berbagai cara nakal.
Kecewa dengan penghasilan awal dari Google Adsense
Saya berhasil ngobrol dengan Jatmiko* (31) melalui pesan Facebook, dan beliau membeberkan aktivitasnya selama ini.
“Kalau membuat blog, sudah saya kerjakan sejak tahun 2014, Mas. Tapi ya gitu, masih asal-asalan dan belum menghasilkan uang,” tutur Jatmiko melalui pesan Facebook pada 21 Januari 2022. “Baru awal 2015 itu blog saya keterima Google Adsense dan bisa mulai berpenghasilan.”
Menurut Jatmiko, dulu ia merasa bisa kaya dari Google Adsense, tetapi akhirnya ia mengetahui fakta bahwa penghasilan dari Adsense hanya recehan. “Sehari bisa dapet seribu rupiah dari Adsense saja sudah hebat,” tuturnya. Menurut Jatmiko, kalau pengunjung blog hanya ratusan per hari, maka mustahil bisa gajian setiap bulan dari Adsense.
“Pendapatan blog itu dari Google Adsense. Kita dapet duit kalau iklan Adsense di blog kita ditonton banyak orang, atau ketika diklik orang. Makanya, kalau pengunjung blog harian hanya ratusan, ditambah tidak ada yang klik iklan, maka tidak mungkin dapat uang.”
Ia juga melanjutkan bahwa dibutuhkan ratusan ribu atau bahkan jutaan pengunjung agar bisa mendapat uang dari Google Adsense. “Hanya tribunnews yang bisa kayak gitu,”
Menemukan cara cepat mendapat uang dari Google Adsense
Akan tetapi itu adalah masa lalu. Per tahun 2019, Jatmiko mulai mengenal cara nakal menggunakan VPN. “Belajar dari Youtube dan coba-coba dulu,” terangnya. “Intinya, pengunjung dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia, atau Inggris itu bisa mendatangkan duit besar. Per satu klik iklan yang berasal dari negara-negara tadi bisa menghasilkan hingga ratusan ribu, Mas.”
Akhirnya, Jatmiko mencoba untuk mengunduh VPN yang bisa mengubah alamat IP jaringan menjadi seolah datang dari luar negeri. “VPN gratisan awalnya, yang servernya tidak bisa milih. Akhirnya ya saya pakai VPN, ganti alamat IP ke server luar negeri, terus buka blog saya, buka beberapa artikel, dan klik iklan. Intinya seperti itu terus sampai saya bisa menghasilkan waktu itu lima jutaan per bulan.”
Baru gajian satu kali, nasib malang menimpa Jatmiko. Aktivitasnya menggunakan VPN ketahuan pihak Google dan berakibat akun Google Adsense-nya ditutup. “Bodohnya saya, semua artikel di blog saya itu berbahasa Indonesia, sedangkan saya pakai server luar negeri buat baca-baca dan klik iklan,” kenang Jatmiko. “Ya sudah, akhirnya saya memutuskan untuk bikin blog yang isinya full bahasa Inggris.”
Bermodalkan Bing Translator, Jatmiko bisa membuat banyak artikel berbahasa Inggris untuk blog barunya. “Itu saya tidak bikin dari awal, tetapi beli blog yang sudah terdaftar Google Adsense di Facebook. Gajian lima juta tadi saya jadikan modal buat beli blog dan langganan VPN Premium.”
Alasan Jatmiko membeli blog adalah agar ia tidak harus membangun dari awal yang membutuhkan waktu lama. Ia juga membeli blog yang artikelnya sudah banyak terindeks di Google. “Saya beli sekitar 3 juta dulu. Dulu, 3 juta itu sudah bisa dapat blog bagus sekaligus Google Adsense yang sudah verifikasi PIN. Kalau sekarang sih harga blog seperti itu sudah 6 jutaan.”
Dengan blog berisi artikel bahasa Inggris, VPN Premium, dan jiwa nekat, Jatmiko melakukan aksi klik iklan sendiri setiap harinya. “Sehari saya bisa klik sampai 20-an iklan dengan IP berganti-ganti. Per klik itu saya bisa dapat 25 ribuan. Jadi ya per hari saya bisa dapet lima ratus ribuan dulu. Per bulannya saya bisa dapet lima belas jutaan lah.”
Aktivitas itu berlangsung selama tiga bulan. Pada bulan ketiga, akun Google Adsense Jatmiko kembali ditutup. “Bulan ketiga ditutup lagi. Ya sudah, saya tinggal nyari blog yang sudah ada Adsense-nya di grup. Dapet, dan saya lakukan aktivitas itu kembali.”
Mengetahui bahwa cepat atau lambat akun Google Adsense-nya akan ditutup, maka Jatmiko justru semakin liar beraksi. “Awal-awal, saya masih nyantai buat klik iklan per hari karena takut ketahuan. Tetapi setelah tahu cepat atau lambat pasti ketahuan dan ditutup akunnya, ya sudah, saya gila-gilaan mainnya.”
Dari yang awalnya hanya menklik iklan 20-an per hari, Jatmiko kini bisa 60 sampai 80 iklan yang diklik setiap harinya. “Per klik iklan kadang bisa tembus seratus ribu. Per satu blog, saya bisa dapat sekitar tiga juta per hari.”
Jatmiko juga mengatakan bahwa ia memiliki enam blog yang saat ini ia kelola dan semuanya menghasilkan sekitar tiga juta per hari. “Mengelola enam blog dengan cara main VPN gini jelas tidak cukup satu HP. Makanya saya punya enam HP untuk menjalankan operasi ini.”
Dengan enam blog yang dikelolanya, Jatmiko bisa mendapatkan hampir setengah miliyar dalam satu bulannya. “Tetapi setengah miliyar itu kan angka di Google Adsense. Biasanya di akhir bulan saat dilakukan penghitungan oleh pihak Google Adsense, angka tersebut pasti bakal kepotong. Pasti kena invalid traffic. Per akun biasanya kepotong 40 persen. Jadi ya yang awalnya kayak bakal dapet lima ratus juta, akhirnya cuma dapet 300 jutaan rupiah.”
Risiko yang mengintai di balik aktivitas Jatmiko
Selesai terkagum-kagum dengan penghasilan Jatmiko, saya lantas membahas apa risiko yang mengintai. Dengan enteng Jatmiko membalas bahwa risikonya ya akunnya akan ditutup oleh pihak Google Adsense. “Ya ditutup itu,”
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kebijakan Google Adsense melarang adanya aktivitas klik iklan sendiri dengan cara apa pun. Mengutip dari laman resmi kebijakan program Adsense, Klik pada iklan Google harus murni berasal dari keinginan pengguna. Metode apa pun yang menghasilkan klik atau tayangan secara tidak semestinya pada iklan Google sangat dilarang.
Metode terlarang ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, klik atau tayangan manual berulang, alat penghasil klik dan tayangan otomatis, serta penggunaan robot atau software yang menipu.
“Tetapi ya seperti tadi, kalau ditutup kan tinggal beli lagi. Toh banyak yang jual blog beserta akun Google Adsense di komunitas setiap hari.” Lebih lanjut terkait penutupan akun, Jatmiko mengatakan bahwa ia pernah mengalami hal yang kurang menyenangkan.
“Kalau akun ditutup itu, duit yang sudah terkumpul bakal tetap dibayarkan di periode berikutnya. Dengan catatan, duit terkumpul setelah dikurangi jumlah trafik tidak valid. Pengalaman saya, saldo yang sudah terkumpul pada bulan sebelumnya bakal aman dari pengurangan trafik tidak valid dan bakal tetap ditransfer di periode berikutnya. Sialnya, pengalaman saya setelah itu justru berbeda.”
Menurut Jatmiko, salah satu akun Google Adsense-nya ditutup pada pertengahan bulan dan saldo dari bulan sebelumnya yang belum dibayar ada sekitar lima puluh juta. “Saya santai saja karena lima puluh juta itu akan ditransfer satu bulan lagi. Ternyata, setelah saya cek di akhir bulan, duit lima puluh juta itu juga kena potongan trafik tidak valid sampai nol. Ya sudah, hilang itu uang.”
Belajar dari hal itu, Jatmiko memutuskan untuk selalu berjaga-jaga dan memiliki akun cadangan. “Sepengalaman saya, dua bulan aktivitas main VPN masih aman. Nah, di akhir bulan kedua, sisikan duit buat beli blog dan akun Google Adsense.”
Lantas, ketika saya bertanya sampai kapan ia akan bermain trik nakal tersebut, Jatmiko membalas, “Kalau bisa dilakukan terus, kenapa berhenti?”
Memilih membayar jasa
Berbeda dengan Jatmiko, blogger lain dari komunitas di Telegram memiliki cara yang lebih mudah menurutnya. Ia adalah Haris* (25) yang lebih memilih membayar jasa menaikkan penghasilan Google Adsense ketimbang beraksi sendiri.
“Dulu ya pernah main VPN, tetapi lama-lama capek dan bikin mata sakit, Mas!” tutur pemuda yang sudah dua tahun menjadi blogger tersebut. “Akhirnya cari-cari, dulu nemu ada situs namanya AyuAds. Intinya kita deposit uang di sana, terus bisa beli klik di sana untuk blog kita.”
Ketika saya bertanya seperti apa mekanisme AyuAds, Haris mengatakan tidak begitu paham. “Ada yang bilang itu bot. Ada juga yang bilang itu bagian dari jaringan Paid to Click. Kalo bot ya berarti itu bukan manusia yang melakukan klik. Kalo Paid to Click, intinya bakal ada orang lain di seluruh dunia yang dapet sekian persen duit jika mengklik iklan yang saya beli. Nggak tau mana yang bener.”
Dari membeli klik di AyuAds, Haris mengatakan bisa mendapat ratusan ribu per hari, sampai akhirnya akunnya ditutup pihak Google. “Pakai AyuAds itu harus pinter setting pengaturannya, Mas. Harus nentuin ini itu. Kalau salah dikit saja, akun Google Adsense bisa cepet ditutup. Nah, setelah pengalaman ditutup tadi, saya berhenti pakai AyuAds.”
Haris juga akhirnya membeli blog baru beserta akun Google Adsense. Sempat ingin menjadi blogger normal, akhirnya ia tergiur penawaran salah seorang member grup blogger internasional. “Dia menawarkan jasa meningkatkan penghasilan Adsense gitu, Mas. Katanya bisa mendapat sampai 60 USD per hari. Saya hubungi, dan saya tanya-tanya.”
Penawar jasa itu adalah orang asal Kanada yang mengelola semacam agensi penyedia jasa trafik dan klik. “Dia orang Quebec, dan satu lagi temannya orang Pakistan. Mereka menyediakan jasa seputar menambah penghasilan gitu.”
Jasa yang ditawarkan mulai dari harian, mingguan, dan bulanan. Biaya jasa satu hari senilai 15 USD, tujuh hari 109 USD, dan bulanan 400 USD. Dengan jasa tersebut, pembeli jasa bisa mendapatkan penghasilan sampai 1000 USD per bulan, atau jika dirupiahkan senilai 14 jutaan.
Melalui obrolan via Telegram pada 21 Januari 2022 itu, Haris juga menegaskan bahwa di awal-awal menggunakan jasa semacam itu tampak tidak untung. “Mereka bisa mengirim banyak klik dalam satu hari, tapi per harinya saya cuma dapat puluhan ribu. Itu artinya rugi, soalnya saya bayar mereka 15-an USD atau sekitar 214-an ribu rupiah.”
Menurut Haris, itu semua terjadi karena biaya per klik yang didapatkan sangat kecil. “Tetapi lama-lama biaya per klik di blog saya naik. Per hari ya saya bisa dapet lima ratusan ribu. Akhirnya saya pilih buat pake jasa mereka full satu bulan. Saya bisa dapet lima belasan juta rupiah, dan dipotong biaya jasa mereka per bulan yang hanya lima juta tujuh ratusan.”
Haris tidak peduli metode apa yang digunakan penyedia jasa yang ia pakai. Selama ia bisa mendapatkan keuntungan lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan, maka ia santai-santai saja. “Nggak peduli pakai bot atau diklik sendiri pakai VPN. Saya bodo amat dengan metode mereka, yang penting bisa mendatangkan saya duit.”
Ketika saya singgung perihal ketahuan pihak Google Adsense, Haris menjawab bahwa masih banyak blog beserta akun Google Adsense di komunitas untuk dibeli. “Bisa beli. Ya orang-orang kayak saya ini target pasar mereka yang jualan akun Google Adsense.”
Memilih cara yang lebih masuk akal
Dani* (27), salah seorang anggota grup blogger di Facebook yang saya ajak ngobrol, mengatakan bahwa ia memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan uang dari Google Adsense. “Kalau cara normal disebut White Hat, dan cara nakal disebut Black Hat, maka yang saya pakai ini kayaknya cocok disebut Gray Hat. Saya nggak melanggar kebijakan Adsense, tetapi di sisi lain saya mengusahakan sesuatu agar dapat klik.”
Dani menjelaskan bahwa ia memanfaatkan jaringan Pinterest untuk mendatangkan trafik ke blog. “Saya mengunggah foto-foto seksi di Pinterest, dan kalau foto itu diklik, maka akan masuk ke blog saya yang penuh banner iklan. Nah, tinggal cari cara biar trafik dari Pinterest itu kebaca organik biar aman.”
Selain menggunakan Pinterest, Dani juga hobi membuat iklan di FacebookAds untuk mendatangkan trafik. “FB Ads itu murah. Dengan cara yang tepat, kita bisa mendatangkan trafik yang terbaca organik dari seluruh dunia. Tentuin saja negara mana yang kita incar. Setelah dapet trafik, maka besar kemungkinan iklan yang saya pasang di sana-sini akan diklik entah sengaja atau tidak.” Dani menambahkan, “Kemungkinan besar sih tidak sengaja diklik iklannya, hahaha.”
Trik yang digunakan Dani tersebut lebih populer disebut FbAds to Adsense. Permainan sederhana yang dalam dunia ekonomi disebut arbitrase, sebuah praktik memperoleh keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di antara dua pasar keuangan. Arbitrase, kalau di dunia blogging, bisa dilakukan dengan mengiklankan artikel blog kita di jaringan pengiklan yang lebih murah dibandingkan Google Adsnese, lantas berharap mendapat keuntungan dari Google Adsense yang dipasang di blog kita. Salah satu jaringan pengiklan murah yang sangat efisien saat ini ya jaringan FBAds.
“Ya, arbitrase,” jawab Dani saat saya menyampaikan perihal praktik tersebut. “Penghasilan saya nggak gila-gilaan kayak yang main VPN atau sewa jasa. Per bulan saya paling hanya mendapat enam jutaan.”
Akan tetapi menurut Dani, sekalipun yang ia lakukan belum masuk kategori nakal atau curang, ia tetap memiliki antisipasi dengan menyisikan uang untuk membeli akun Google Adsense. “Semua itu intinya satu, kudu siap kebanned dan beli akun baru.”
* nama narasumber disamarkan untuk menjaga privasi.