Translate
Flying through space, England to Australia can be reached in 2 hours

Flying through space, England to Australia can be reached in 2 hours

Flying through space, England to Australia can be reached in 2 hours


Ilustrasi pesawat hipersonik. (Screenshot via web reaction engines)


Currently, to travel by air between the UK and Australia requires careful consideration and a lot of planning, considering the flight duration is almost 24 hours, which includes transit. 
It cannot be denied, because the distance traveled is very far, so it takes a long flight to arrive. But, slowly the travel time for long-distance flights such as from Australia to England is decreasing. 
Qantas Airways recently announced that it will launch direct flights between London and Sydney in 2025, which will only take 20 hours. This will be the longest flight in the world. 

However, long flights to long haul destinations may only last another decade. Suborbital flight soon revolutionized airborne transportation. 
As reported by Time Out, ambitious plans to fly travelers around the world via space will bring the flight time between the UK and Australia down to just two hours. 
The flight will enter space for a set period of time before descending back into Earth orbit, potentially shaving off 20 hours of flight time in the process. 
To make that vision a reality, aviation experts at the UK Civil Aviation Authority (CAA) are hard at work, studying how passengers will cope with suborbital long-distance travel. 

According to The Times, the CAA has found that most people are able to overcome the G-forces of suborbital spaceflight. They concluded that some could experience a 'physiological response', but added that this was 'likely harmless to most passengers'. 
Suborbital flights are currently available in a limited capacity. For example, Virgin Galactic offers customers the opportunity to go into space for 350 thousand pounds sterling per seat. However, CAA believes they will become an affordable method of transportation in the next decade. 

CAA's medical lead for space flight, Dr Ryan Anderton said the concept was "definitely not science fiction". He added that it would happen in "less than 10 years". 
This news follows plans announced by Venus Aerospace to build a hypersonic jet that will carry passengers from New York to Tokyo in one hour. 
And the news follows China Space Transport's ambitious plans to build a jet that can carry passengers from New York to Shanghai in two hours. Are we still alive to be able to experience it in the future? 


Terbang Lewat Luar Angkasa, Inggris ke Australia Bisa Ditempuh 2 Jam


Saat ini, untuk melakukan perjalanan udara antara Inggris dan Australia membutuhkan pertimbangan yang cermat dan banyak perencanaan, mengingat durasi penerbangan hampir 24 jam, yang sudah termasuk transit.
Tak bisa dipungkiri, karena jarak yang ditempuh pun sangat jauh, sehingga butuh penerbangan panjang untuk sampai. Tapi, perlahan waktu tempuh penerbangan jarak jauh seperti dari Australia ke Inggris berkurang.
Maskapai Qantas Airways baru-baru ini mengumumkan bakal meluncurkan penerbangan langsung antara London dan Sydney pada 2025, yang hanya akan ditempuh selama 20 jam. Ini bakal menjadi penerbangan terpanjang di dunia.

Namun, penerbangan panjang untuk tujuan jarak jauh boleh jadi hanya akan bertahan selama satu dekade lagi. Penerbangan suborbital segera merevolusi transportasi jalur udara.
Seperti dilansir Time Out, rencana ambisius untuk menerbangkan pelancong ke seluruh dunia melalui luar angkasa akan membuat waktu penerbangan antara Inggris dan Australia turun menjadi hanya dua jam.
Penerbangan akan memasuki ruang angkasa untuk jangka waktu tertentu sebelum turun kembali ke orbit Bumi, bisa memangkas 20 jam waktu terbang dalam prosesnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, pakar penerbangan di Otoritas Penerbangan Sipil Inggris (CAA) sedang bekerja keras, mempelajari bagaimana penumpang akan menghadapi perjalanan jarak jauh suborbital.

Menurut The Times, CAA telah menemukan bahwa kebanyakan orang mampu mengatasi gaya-G dari penerbangan luar angkasa suborbital. Mereka menyimpulkan bahwa beberapa dapat mengalami 'respons fisiologis', tetapi menambahkan bahwa ini' kemungkinan tidak berbahaya bagi sebagian besar penumpang'.
Penerbangan suborbital saat ini tersedia dalam kapasitas terbatas. Misalnya, Virgin Galactic menawarkan pelanggan kesempatan untuk pergi ke luar angkasa seharga 350 ribu pound sterling per kursi. Namun, CAA percaya bahwa mereka akan menjadi metode transportasi yang terjangkau dalam dekade mendatang.

Pemimpin medis CAA untuk penerbangan luar angkasa, Dr Ryan Anderton mengatakan bahwa konsep tersebut 'jelas bukan fiksi ilmiah'. Dia menambahkan bahwa itu akan terjadi dalam 'kurang dari 10 tahun'.
Kabar ini mengikuti rencana yang diumumkan oleh Venus Aerospace untuk membuat jet hipersonik yang akan membawa penumpang dari New York ke Tokyo dalam satu jam.
Dan berita itu mengikuti rencana ambisius Transportasi Luar Angkasa China untuk membangun jet yang dapat membawa penumpang dari New York ke Shanghai dalam dua jam. Apakah kita masih hidup untuk bisa mengalaminya di masa depan?

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال