Enggan Ikut Campur soal Utang Piutang Anies-Sandiaga, Nasdem: Publik Akan Nilai Itu Pembunuhan Karakter
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengaku enggan ikut campur soal isu utang piutang yang disebut melibatkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno.
Ia menyerahkan soal penilaian tentang isu yang dihembuskan sejumlah pihak tersebut kepada publik.
“Karena ini tiba-tiba Erwin Aksa ngomong, Sandi ngomong. Pada akhirnya akan simpang siur, tapi publik akan menilai itu sengaja pembunuhan karakter kepada Anies dan lain-lain,” ujar Ali pada wartawan, Senin (6/2/2023) malam.
Ia lantas mempertanyakan kebenaran utang Anies pada Sandiaga yang disebut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa mencapai Rp 50 miliar.
Dalam pandangannya, tak masalah jika Anies berutang untuk membiayai Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
“Kalau dulu pernah berutang dan sudah dibayar apa salahnya,” kata Ali.
Namun, menurut Ali, Sandiaga Uno harus mengklarifikasi
Ia juga mempertanyakan sikap Sandiaga yang baru membahas persoalan ini 6 tahun setelah perjanjian dibuat.
Ali mengatakan, Sandiaga bisa menempuh jalur hukum jika merasa dirugikan oleh Anies atas perjanjian itu.
“Supaya kemudian kita tidak terjebak pada hal-hal yang pada akhirnya tidak selesai. Karena pada akhirnya nanti menghadapi kontestasi ini yang ada saling membusukkan, saling menjelekkan,” ujarnya.
Diketahui, Sandiaga pertama kali menyinggung soal janji politik yang melibatkannya, Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam program YouTube Akbar Faizal Uncensored yang tayang 26 Januari 2023.
Ketika ditanya awak media, Sandiaga enggan membeberkan secara detail isi perjanjian itu.
Namun, ia mengatakan perjanjian itu ditulis tangan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli Zon pun telah mengakui adanya perjanjian itu. Disebutkan isi perjanjian Anies, Prabowo, dan Sandi berisi 7 poin.
Hanya saja, Fadli Zon mengaku tak tahu menahu soal perjanjian utang piutang antara Anies dengan Sandiaga.
0 Comments