ORANG KAYA SAINGAN ULAMA
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Di masa sejarah keemasan Islam, pendidikan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari kaum muslimin, mulai dari umaranya, orang kayanya bahkan masyarakat pada umumnya.
Madrasah kala itu bukan hanya didirikan dan dibiyayai oleh negara, tapi juga oleh orang-orang kaya yang turut berlomba-lomba dalam membangun dan mengembangkannya.
Mereka bukan hanya giat membangun, apa lagi hanya menyediakan lahan kosong melompong tapi juga turut menanggung biaya operasional lembaga pendidikan tersebut.
Kesadaran yang sangat baik dari banyak pihak, di mana mereka paham bahwa pendidikan bukan hanya sarana untuk melahirkan generasi unggul di masa depan, tapi juga wadah investasi paling strategis untuk meraup keuntungan dan manfaat terbaik di akhirat kelak.
Membangun dan membiayai madrasah atau lembaga pendidikan umat adalah bentuk sedekah dengan pahala yang berlipat-lipat.
Karena terakumulasi di dalamnya berbagai ibadah utama seperti turut dakwah, bersedekah untuk penuntut ilmu dan fakir miskin, amal jariyah, menolong ulama, menghidupkan syiar, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar dan amal besar lainnya.
Uniknya, madrasah pada masa itu banyak yang didanai pembiayaannya hanya oleh satu orang atau oleh keluarga tertentu saja. Karena ternyata setiap orang kaya, berlomba-lomba ingin membangunkan "pesantren pribadi" untuk dirinya.
Jika ada orang alim di suatu wilayah, maka orang-orang kayanya akan berebut membujuk si ulama agar mau menolong mereka mewujudkan mimpi punya madrasah sendiri.
Sebut diantaranya Madrazah Nizamiyah terkenal sepanjang zaman itu, awalnya hanya ada satu di Baghdad, lalu berkembang menjadi banyak cabang di wilayah kekhalifahan Islam, didirikan hanya oleh satu orang : Oleh Nizamul Muluk.
Madrasah al Qawariyyin di Maroko, yang kemudian diakui UNESCO sebagai perguruan tinggi tertua di dunia, didirikan dan dibiayai hanya oleh seorang wanita yang bernama Fatimah al Fihri.
Maka hari ini, ketika kita berharap dan mulai melihat bahwa kebangkitan itu sudah semakin dekat dan menggeliat, sudah selayaknya orang-orang yang diamanahi titipan harta, mau berguru kepada para pendahulunya.
Songsong peluang emas untuk turut terlibat proyek umat dalam menegakkan pilar kebangkitan itu. Jadilah orang kaya yang bisa menyaingi ilmu para ulama dengan sedekah terbaik anda.
Jadikan harta anda kendaraan untuk melaju menuju syurga, atau jika tidak, khawatirlah, dia hanya akan menjadi sandungan bahkan bara api Neraka...