 |
| Island Divided by Two Countries |
Sebatik Island is a unique island at the northern tip of Kalimantan which is divided by the border of two countries: Indonesia and Malaysia. The imaginary line of latitude 4°10' N divides this island straight, making one island have two sovereignty.
On the south side stands Indonesian territory, while on the north side it is part of the state of Sabah, Malaysia. Interestingly, the borders of this country are not always clearly visible—residents' houses, gardens, and even roads are often very close to the border line.
The uniqueness of Sebatik is felt in the daily lives of its people. Indonesian and Malaysian citizens live side by side, interacting with each other in economic and social activities, but still under the rules of their respective countries.
On one small island, two flags fly, two currencies are used, and two national identities coexist. Sebatik Island is not just a border area, but a real symbol of how political boundaries divide space, but do not always separate human life.
Pulau Yang Dibagi Dua Negara
Pulau Sebatik adalah pulau unik di ujung utara Kalimantan yang terbagi oleh garis batas dua negara: Indonesia dan Malaysia. Garis imajiner lintang 4°10’ LU membelah pulau ini secara lurus, membuat satu pulau memiliki dua kedaulatan.
Di sisi selatan berdiri wilayah Indonesia, sementara di sisi utara masuk ke dalam negara bagian Sabah, Malaysia. Menariknya, batas negara ini tidak selalu tampak jelas—rumah, kebun, bahkan jalan warga sering berada sangat dekat dengan garis perbatasan.
Keunikan Sebatik terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Warga Indonesia dan Malaysia hidup berdampingan, saling berinteraksi dalam aktivitas ekonomi dan sosial, namun tetap berada di bawah aturan negara masing-masing.
Di satu pulau kecil, dua bendera berkibar, dua mata uang digunakan, dan dua identitas negara berjalan berdampingan. Pulau Sebatik bukan sekadar wilayah perbatasan, melainkan simbol nyata bagaimana batas politik membelah ruang, tetapi tidak selalu memisahkan kehidupan manusia.