Pavel Durov, Telegram Boss Who Has 100 Children in 12 Countries, Had Differences with Vladimir Putin

Pavel Durov, Telegram Boss Who Has 100 Children in 12 Countries, Had Differences with Vladimir Putin
HOLIDAY NEWS - This is the boss of the Telegram chat application, like he was even called the modern Genghis Khan by Elon Musk. 

The figure is Pavel Durov (39). 
Pavel Durov himself is one of the Russian technology magnates who had direct contact with Vladimir Putin. One of his unique stories was when he revealed the fact that there were around 100 children who were biologically his biological children. However, Pavel Durov himself has never been married. 

It is known that he is still single until now. Quoting India Times, the story of Pavel Durov, who is the father of 100 children, began about 15 years ago. At that time, Pavel Durov was approached by a friend who asked him to donate his sperm to a clinic, so that the friend could have children. 

Durov, although initially skeptical, eventually agreed and donated his sperm to the clinic. 
The story of Pavel Durov and his 100 biological children. (Screenshot X)

But clinic bosses apparently claimed that Durov was a high-quality donor. The clinic also asked Durov to become a regular sperm donor. Durov also agreed. 
It was only recently that the clinic where he registered for sperm donation contacted him. 

The clinic told Durov that there were about 100 children in 12 countries, born to his sperm donor. Durov actually stopped donating sperm several years ago. But the clinic claims that Durov's sperm is still being used in major IVF (IVF) clinics around the world, which have frozen it and used the sperm as needed. 

Elon Musk flicked
Ukraine-Russia war impacts Elon Musk's fortune (Mashable India)
After learning that Durov had a hundred children, Elon Musk responded by reposting the post on Twitter. 

"“Rookie numbers lmao” – Genghis Khan," wrote Elon Musk. 
Genghis Khan was a famous Mongolian ruler who fathered thousands of children. 
Who is Pavel Durov? 
Russian President and presidential candidate Vladimir Putin meets with the media at his campaign headquarters in Moscow on March 18 2024. Putin is predicted to win a landslide victory in the 2024 Russian presidential election. (NATALIA KOLESNIKOVA/POOL/AFP via KOMPAS.com)

Pavel Durov is a billionaire and CEO of the messaging app Telegram. Quoting ABC News, Pavel Durov was born in Leningrad, (now Saint Petersburg), Russia on October 10, 1984. He began his foray into tech entrepreneurship in 2006, founding the Russian social media network called VKontakte (VK). 

Like Facebook, VK quickly gained traction among Russian-speaking users, offering a platform for social interaction, content sharing and networking. However, the platform's success has drawn attention from the Russian government, including Vladimir Putin. Durov faces increasing pressure to comply with government requests regarding user data. 

In 2014, Durov was forced to leave VK because he refused to comply with demands to shut down opposition communities on the platform. He reportedly refused to block the late Russian opposition leader Alexei Navalny's page on the platform. 

After leaving his post at VK, Durov left Russia and moved to Dubai, where he ran Telegram, which he founded a year earlier in 2013. 
A frequent traveler to Europe from the United Arab Emirates, Durov was granted citizenship in France in 2021. Arrest of Pavel Durov

Pavel Durov was arrested at Le Bourget airport, France shortly after landing on a private jet on Saturday (24/8/2024) evening. 
Durov was accused of being passive regarding cyber and financial crimes committed on the Telegram platform. He now faces 12 charges, according to the Paris Prosecutor's Office. 

Prosecutors announced Monday that the charges relate to child pornography, drug trafficking and fraudulent transactions on Telegram. In his statement, French President Emmanuel Macron emphasized that Durov's arrest was not political. "France is more than tied to freedom of expression and communication, to innovation and to the entrepreneurial spirit. It will remain so," Macron said. 

Pavel Durov, Bos Telegram yang Punya 100 Anak di 12 Negara, Sempat Selisih dengan Vladimir Putin

Pavel Durov, Bos Telegram yang Punya 100 Anak di 12 Negara, Sempat Selisih dengan Vladimir Putin

HOLIDAY NEWS - Ini dia sosok bos aplikasi chat Telegram, bak ia bahkan sempat disebut Genghis Khan modern oleh Elon Musk.

Sosoknya adalah Pavel Durov (39). Pavel Durov sendiri adalah salah satu raja teknologi Rusia yang sempat bersinggungan langsung dengan Vladimir Putin.

Salah satu kisah uniknya adalah ketika ia mengungkapkan fakta bahwa ada sekitar 100 anak yang secara biologis adalah anak kandungnya. Namun, Pavel Durov sendiri belum pernah menikah. Ia diketahui masih single hingga saat ini.

Mengutip India Times, kisah Pavel Durov yang merupakan ayah dari 100 anak, dimulai sekitar 15 tahun lalu. Saat itu, Pavel Durov didekati oleh seorang teman dengan yang memintanya untuk menyumbangkan spermanya ke sebuah klinik, agar teman tersebut dapat memiliki anak. Durov, meskipun awalnya skeptis, akhirnya setuju dan menyumbangkan spermanya ke klinik tersebut.

Cerita Pavel Durov dan 100 anak biologisnya.
Cerita Pavel Durov dan 100 anak biologisnya. (Screenshot X)

Namun bos klinik rupanya mengklaim bahwa Durov adalah donor berkualitas tinggi. Klinik pun meminta Durov untuk menjadi donor sperma secara rutin. Durov pun setuju.

Baru lah pada akhir-akhir ini klinik tempat ia mendaftar untuk donasi sperma menghubunginya. Klinik itu memberitahu Durov bahwa ada sekitar 100 anak di 12 negara, yang lahir dari donor spermanya.

Durov sebenarnya sudah berhenti menyumbangkan sperma beberapa tahun yang lalu. Tetapi klinik tersebut mengklaim bahwa sperma Durov masih digunakan di klinik-klinik IVF (bayi tabung) besar di seluruh dunia, yang telah membekukannya dan menggunakan spermanya sesuai kebutuhan.

Disentil Elon Musk

Perang Ukraina-Rusia berdampak pada kekayaan Elon Musk
Perang Ukraina-Rusia berdampak pada kekayaan Elon Musk (Mashable India)

Setelah mengetahui Durov memiliki seratus anak, Elon Musk merespons dengan merepost postingan di Twitter. "“Rookie numbers lmao” – Genghis Khan," tulis Elon Musk. Genghis Khan adalah penguasa Mongolia yang terkenal menjadi ayah bagi ribuan anak.

Siapa Pavel Durov?

Presiden Rusia dan calon presiden Vladimir Putin bertemu dengan media di markas kampanyenya di Moskow pada 18 Maret 2024. Putin diprediksi menang telak di Pilpres Rusia 2024.
Presiden Rusia dan calon presiden Vladimir Putin bertemu dengan media di markas kampanyenya di Moskow pada 18 Maret 2024. Putin diprediksi menang telak di Pilpres Rusia 2024. (NATALIA KOLESNIKOVA/POOL/AFP via KOMPAS.com)

Pavel Durov adalah seorang miliarder sekaligus CEO dari aplikasi perpesanan Telegram.

Mengutip ABC News, Pavel Durov lahir Leningrad, (sekarang Saint Petersburg), Rusia pada 10 Oktober 1984.

Ia memulai kiprahnya dalam kewirausahaan teknologi pada tahun 2006, mendirikan jejaring media sosial Rusia bernama VKontakte (VK).

Seperti Facebook, VK dengan cepat mendapatkan perhatian di antara pengguna berbahasa Rusia, menawarkan platform untuk interaksi sosial, berbagi konten, dan berjejaring.

Namun, keberhasilan platform tersebut mengundang perhatian dari pemerintah Rusia, termasuk Vladimir Putin.

Durov menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mematuhi permintaan pemerintah terkait data pengguna.

Pada tahun 2014, Durov dipaksa meninggalkan VK karena menolak mematuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di platform tersebut.

Ia dilaporkan menolak memblokir laman mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di platform tersebut. Setelah meninggalkan jabatannya di VK, Durov meninggalkan Rusia dan pindah ke Dubai, tempat ia mengelola Telegram, yang didirikan setahun sebelumnya pada tahun 2013.

Sering bepergian ke Eropa dari Uni Emirat Arab, Durov diberikan kewarganegaraan di Prancis pada tahun 2021.

Penangkapan Pavel Durov

Pavel Durov ditangkap ditangkap di bandara Le Bourget, Prancis tak lama setelah mendarat ia dengan jet pribadi pada Sabtu (24/8/2024) malam.

Durov dituduh bersikap pasif terkait kejahatan dunia maya dan keuangan yang dilakukan di platform TelegramIa kini menghadapi 12 dakwaan, menurut Kantor Kejaksaan Paris.

Jaksa mengumumkan pada hari Senin bahwa tuduhan tersebut terkait dengan pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di Telegram.

Dalam pernyataannya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa penangkapan Durov tidak bersifat politis. "Prancis lebih dari sekadar terikat pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan. Akan tetap demikian," ujar Macron.

Post a Comment

0 Comments