Mengenal Pavel Durov, Pendiri Telegram yang Punya Komitmen terhadap Kebebasan dan Privasi Digital
HOLIDAY NEWS - Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, dikenal menjalani gaya hidup yang sederhana. Sering dijuluki "Mark Zuckerberg Rusia" karena kesuksesannya dalam menciptakan platform dan aplikasi terkenal di usia muda, kini Telegram telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna.
Profil Pavel Durov
Pavel Durov lahir di Leningrad, Rusia (sekarang St. Petersburg), pada 10 Oktober 1984. Sejak masa sekolah, ia sudah menunjukkan ketertarikannya pada teknologi, belajar coding, dan pembuatan sistem komputer di usia muda.
Pavel tidak sendirian dalam minatnya terhadap teknologi. Kakak tertuanya, Nikolai Durov, juga memiliki kemampuan luar biasa dalam coding. Mereka menciptakan proyek pertama mereka, VKontakte, setelah Pavel meninggalkan universitas pada 2006.
VKontakte atau VK adalah jejaring sosial berbahasa Rusia yang berfungsi mirip dengan Facebook. Aplikasi ini menjadi sangat populer dengan lebih dari 350 juta pengguna, dan dibuat di Singer House, sebuah bangunan ikonik di pusat Saint Petersburg.
Namun, hubungan Durov dengan pemerintah Rusia tidak selalu berjalan mulus. Situs VKontakte yang ia buat pernah digunakan sebagai sarana komunikasi oleh kelompok antipemerintah yang mendukung aktivis politik Alexei Navalny, seorang pengkritik Vladimir Putin.
Pada 2011, ketika pemerintah meminta Durov untuk lebih mengontrol situsnya, ia merespons dengan cara yang tidak biasa: membagikan foto seekor anjing yang memakai hoodie biru sedang menjulurkan lidahnya. Pesannya kepada Kremlin jelas: ia tidak mau melakukan apa yang diperintahkan.
Setelah mengalami tekanan dari pemerintah, Durov dipaksa keluar dari VKontakte pada 2014. Dikutip dari Business Insider, Durov kehilangan kendali atas VKontakte dan mengabaikan permintaan untuk datang ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Akhirnya, polisi menggerebek kantor VKontakte, tetapi Durov tidak ditemukan di sana. Beberapa hari sebelumnya, ia telah meninggalkan negara itu dengan penerbangan dari Bandara Pulkovo.
Saudara-saudara Durov memiliki rencana cadangan. Mereka diam-diam mendirikan perusahaan di Buffalo, New York, dan menerbangkan beberapa karyawan setia VKontakte ke Amerika Serikat.
Proyek rahasia di New York ini adalah Telegram, aplikasi obrolan terenkripsi yang mempersulit pemerintah untuk memata-matai pengguna. Ini merupakan respons langsung terhadap intrusi Kremlin ke VKontakte. Kini, Telegram telah menjadi salah satu aplikasi pesan paling populer di dunia dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif.
Meskipun kesuksesannya dalam dunia teknologi telah membuatnya kaya raya, Pavel Durov tetap menjalani gaya hidup yang sederhana. Durov sering kali terlihat hanya mengenakan pakaian hitam dan lebih memilih bepergian keliling dunia dengan empat karyawannya. Alih-alih tinggal di hotel mewah, Durov dan timnya menggunakan Airbnb untuk menginap di berbagai kota.
Saat ini, kekayaan Pavel Durov diperkirakan sekitar 260 juta dolar AS atau sekitar 3,4 triliun rupiah. Namun, kekayaan materi tidak mengubah gaya hidupnya yang sederhana. Durov tetap berpegang pada prinsip-prinsipnya dan terus berusaha untuk membuat dunia digital lebih aman dan bebas bagi semua orang.
Dalam banyak hal, Pavel Durov adalah contoh luar biasa dari bagaimana seseorang dapat mencapai kesuksesan besar tanpa harus mengorbankan prinsip dan gaya hidup sederhana. Sebagai pendiri dan CEO Telegram, ia terus menginspirasi banyak orang dengan visi dan komitmennya terhadap kebebasan dan privasi digital.