US Surprised by China's Military Satellite Capability Using AI Technology

US Surprised by China's Military Satellite Capability Using AI Technology

AI satellite illustration

The United States (US) government admits that China is focused on increasing its domestic artificial intelligence (AI) technology development capabilities, especially the development of space platforms and satellites that use AI. 

Head of Technology and Innovation for the United States Space Force, Lisa Costas, revealed that China has invested USD 14.7 billion in AI development this year and will almost double to USD 26 billion by 2026. 

Costas said that China's People's Liberation Army (PLA) allowed AI to take over one of the satellite cameras, especially in monitoring areas between Japan and China and between India and China. There are currently more than 700 satellites deployed into space, more than 160 of which are intelligence, reconnaissance and surveillance satellites. 

"The capabilities of China's military satellites using AI will be a real game changer. This method will be a real breakthrough in the application of artificial intelligence in the operational space," he said. 

China spent $14.7 billion on AI this year and that figure is projected to nearly double to $26 billion by 2026, according to Costas. Coastas said the reason the Chinese People's Liberation Army (PLA) uses AI is to support and protect China's space assets. 

"Last April, China allowed AI to take over one of the cameras on the satellite. They observed the area between Japan and China where there was a (US) aircraft carrier and between India and China where there had been skirmishes on the border," explained Costas. 

China in recent years has put more than 700 satellites into space, as of April this year. "Of all the satellites, more than 160 of them are intelligence, reconnaissance and surveillance satellites," concluded Costas. 


AS Kaget Kemampuan Satelit Militer China Sudah Pakai Teknologi AI


Ilustrasi satelit AI

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui China fokus meningkatkan kemampuan pengembangan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam negerinya terutama pengembangan platform luar angkasa dan satelit yang memakai AI.

Kepala Teknologi dan Inovasi Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat, Lisa Costas, mengungkapkan China telah menginvestasikan USD14,7 miliar untuk pengembangan AI tahun ini dan akan meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD26 miliar pada tahun 2026.

Costas menyebut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengizinkan AI mengambil alih salah satu kamera satelit, terutama dalam pengawasan wilayah antara Jepang dan China serta antara India dan China. Saat ini ada lebih dari 700 satelit yang ditempatkan ke luar angkasa, lebih dari 160 di antaranya adalah satelit intelijen, pengintaian, dan pengawasan.

"Kemampuan satelit militer China yang memakai AI akan mengubah permainan yang nyata. Cara ini akan menjadi terobosan nyata dalam penerapan kecerdasan buatan di ruang operasional,” ujarnya.

China menghabiskan USD14,7 miliar untuk AI tahun ini dan angka tersebut diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD26 miliar pada tahun 2026, menurut Costas.  Coastas mengatakan alasan tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggunakan AI untuk mendukung dan melindungi aset luar angkasa China.

"Pada April lalu, China mengizinkan AI untuk mengambil alih salah satu kamera di satelit. Mereka mengamati wilayah antara Jepang dan China di mana terdapat kapal induk (AS) dan antara India dan China di mana telah terjadi pertempuran kecil di perbatasan,” papar Costas.

China dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan lebih dari 700 satelit ke luar angkasa, hingga bulan April tahun ini. “Dari semua satelit itu, lebih dari 160 di antaranya merupakan satelit intelijen, pengintaian dan pengawasan,” pungkas Costas.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Next

نموذج الاتصال

Translate