Fraud via WhatsApp is increasingly common, here's how to prevent it

Fraud via WhatsApp is increasingly common, here's how to prevent it

- Fraud in the name of banks is increasingly widespread as the use of digital banking services increases. One mode of fraud that is often carried out is hoaxing information about changes in transaction fees. 
In this mode, the fraudster will send a letter with a letterhead resembling an official letter from a bank, for example Bank Danamon, to the customer. Next, fraudsters direct customers to click on a link in WhatsApp or email. 

These links can be in the form of application files, view buttons, sign up, download links, as well as unofficial websites. 
After clicking, customers are directed to a website that resembles the bank's official page for reassurance. Then, customers are asked to enter personal data, such as account number, credit card, PIN, password and OTP code. Next, fraudsters will use that data to drain customer balances. 

This fraudulent act is known as phishing. Phishing is an attempt to obtain information about someone's data using phishing techniques. This mode aims to lure people into providing personal information voluntarily without realizing it. 
Data that is often targeted by phishing is personal data (name, age, address), account data (username and password), and financial data (credit card information, account information)
How to prevent phishing
To prevent these fraudulent acts, customers can do the following four methods. 
First, check who the sender is. Don't immediately believe messages or emails in the name of the bank. Official banking accounts usually have a verification mark as proof of authenticity. 

If in doubt, customers can check their social media accounts and banking contact numbers directly from the official banking page. Customers can ignore the message if it comes from a personal number. 
Second, don't click on suspicious links or files. The reason is, the links sent by fraudsters usually contain viruses, malware and spyware that can steal your data. Therefore, customers must check the link or file before opening it. 

Third, don't install suspicious applications. In cases of fraud, perpetrators often ask potential victims to install certain applications. This application can access customer personal data. Therefore, do not open apps other than official sources, such as Google Play Store or App Store. 
Fourth, do not provide personal data to unknown individuals. Fraudsters usually ask potential victims to provide personal data, such as account numbers, PINs, OTPs, passwords and verification codes. 

Bank Danamon never asks for customer personal data. If someone asks for your personal data, you can be sure they are fraudsters. 
Follow-up actions
If accidentally infected with malware, Danamon customers can take the following steps. 

First, turn off cellular data or Wi-Fi on the smartphone. This effort is made to prevent fraudsters from accessing important data on smartphones. 
Second, uninstall the suspicious application. Fraudsters often use applications to steal personal data. Immediately delete the application if the customer accidentally installs it. 
Third, remove browser access. Fraudsters can use browser access to track victims' activities. Therefore, you can delete various browser accesses, such as cache, cookies, as well as history. This way, fraudsters can't track your browser trace. 

Fourth, change the password. Fraudsters usually already know important passwords when a user's smartphone is infected with malware. Therefore, immediately change the passwords on important accounts, such as email and mobile banking. 
That is the method of fraud via WhatsApp that often occurs to customers. Bank Danamon customers must remain vigilant because this type of fraud is becoming increasingly sophisticated. 

To avoid fraud, Bank Danamon customers can watch Danamon Financial Friday on the YouTube channel. This channel provides financial solutions through Danamon Expert which airs every Friday on YouTube. Customers can click the link bdi.co.id/dff150 to watch it. 




Modus Penipuan Melalui WhatsApp Kian Marak, Ini Cara Mencegahnya


 - Modus penipuan mengatas namakan bank kian marak seiring peningkatan penggunaan layanan digital perbankan. Salah satu modus penipuan yang kerap dilakukan adalah hoaks informasi perubahan biaya transaksi.

Pada modus tersebut, penipu akan mengirimkan surat dengan kop menyerupai surat resmi dari bank, misalnya Bank Danamon, kepada nasabah. Selanjutnya, penipu mengarahkan nasabah untuk mengklik link dalam WhatsApp atau email. Link tersebut dapat berupa file aplikasi, button view, sign up, link download, serta website tidak resmi.

Setelah mengeklik, nasabah diarahkan ke website yang menyerupai laman resmi bank agar meyakinkan. Kemudian, nasabah diminta memasukkan data pribadi, seperti nomor rekening, kartu kredit, PIN, password, serta kode OTP. Selanjutnya, penipu akan menggunakan data itu untuk menguras saldo nasabah.

Tindakan penipuan tersebut dikenal dengan istilah phishing. Phishing merupakan upaya mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Modus ini bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari.

Data yang kerap menjadi sasaran phishing adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), serta data finansial (informasi kartu kredit, rekening)

Cara mencegah phishing

Untuk mencegah aksi penipuan tersebut, nasabah bisa melakukan empat cara berikut.

Pertama, cek siapa pengirimnya. Jangan langsung percaya dengan pesan atau email yang mengatasnamakan pihak bank. Akun resmi perbankan biasanya memiliki tanda verifikasi sebagai bukti keasliannya.

Jika ragu, nasabah bisa mengecek langsung akun media sosial dan nomor kontak perbankan dari laman resmi perbankan. Nasabah bisa mengabaikan pesan tersebut bila berasal dari nomor personal.

Kedua, jangan klik tautan atau file mencurigakan. Pasalnya, tautan atau link yang dikirim penipu bisanya mengandung virus, malware, serta spyware yang bisa mencuri data Anda. Oleh karena itu, nasabah harus mengecek link atau file tersebut sebelum membukanya.

Ketiga, jangan instal aplikasi mencurigakan. Dalam kasus penipuan, pelaku kerap meminta calon korban menginstal aplikasi tertentu. Aplikasi ini bisa mengakses data pribadi nasabah. Oleh karena itu, jangan membuka aplikasi selain dari sumber resmi, seperti Google Play Store atau App Store.

Keempat, jangan memberikan data pribadi kepada oknum tidak dikenal. Penipu biasanya meminta calon korban untuk memberikan data pribadi, seperti nomor rekening, PIN, OTP, password, serta kode verifikasi.

Pihak Bank Danamon tidak pernah meminta data pribadi nasabah. Jika ada pihak yang meminta data pribadi Anda, bisa dipastikan itu penipu.

Tindakan lanjutan

Jika tidak sengaja terinfeksi malware, nasabah Danamon bisa melakukan langkah berikut.

Pertama, matikan data seluler atau Wi-Fi pada smartphone. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penipu mengakses data penting di smartphone.

Kedua, uninstall aplikasi mencurigakan. Pelaku penipuan kerap menggunakan aplikasi untuk mencuri data pribadi. Segera hapus aplikasi itu jika nasabah tak sengaja menginstal.

Ketiga, hapus akses browser. Pelaku penipuan dapat menggunakan akses browser untuk melacak aktivitas korban. Oleh karena itu, Anda dapat menghapus berbagai akses browser, seperti cache, cookies, serta history. Dengan demikian, penipu tidak dapat melacak jejak browser Anda.

Keempat, ganti password. Pelaku penipuan biasanya sudah mengetahui password penting saat smartphone pengguna sudah terinfeksi malware. Oleh karena itu, segera ganti password pada akun penting, seperti email dan mobile banking.

Itulah modus penipuan melalui WhatsApp yang kerap terjadi pada nasabah. Nasabah Bank Danamon harus tetap waspada karena modus penipuan semacam ini semakin canggih.

Untuk menghindari penipuan, nasabah Bank Danamon dapat menyaksikan Danamon Financial Friday di saluran YouTube. Saluran ini memberikan solusi finansial melalui Danamon Expert yang tayang setiap hari Jumat di Youtube. Nasabah dapat klik tautan bdi.co.id/dff150 untuk menyaksikannya.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post