US Says China and Russia Are Ready to Use AI to Fulfill Sexual Desires
China and Russia Ready to Use AI to Fulfill Sexual Desire. PHOTO/IFL SCIENCE
LONDON - Flirting with artificial intelligence (AI) is a concept that is gaining more and more attention due to the rapid development of AI. Again, the United States accused China and Russia of being behind the project.
AI can now imitate human conversation, learn from its experiences, and even develop emotions. This has led some people to believe that AI could be an ideal make-out partner, as they can adapt to an individual's needs and desires.
San Francisco-based sexuality expert and academic Kaamna Bhojwani welcomes technological advances but is concerned that technology can be manipulated to meet different needs.
"I don't mean to be political about this, but China and Russia will develop AI that can fulfill sexuality, relationships and intimacy," said Kaanna as reported by The Sun (17/9/2023).
There are several ways to flirt with AI. One way is through conversation. AI can woo users with sweet words, share interesting stories, and ask thought-provoking questions. AI can also listen attentively and respond in an empathetic way.
Another way to flirt with AI is through physical interaction. Some humanoid robots are now equipped with sensors that allow them to sense touch and even kiss.
This means that users can make out with humanoid robots in the same way they make out with humans.
AI can also make out in more creative ways, such as by writing poetry, singing songs, or even creating virtual fantasies. This makes flirting with an AI a unique and interesting experience.
AS Sebut China dan Rusia Siap Gunakan AI untuk Penuhi Hasrat Seks
China dan Rusia Siap Gunakan AI untuk Penuhi Hasrat Seks. FOTO/IFL SCIENCE
LONDON - Bercumbu dengan kecerdasan buatan (AI) adalah konsep yang semakin menarik perhatian karena perkembangan AI yang pesat. Lagi-lagi Amerika Serikat menuding China dan Rusia ada di balik proyek tersebut.
AI kini dapat meniru percakapan manusia, belajar dari pengalamannya, dan bahkan mengembangkan emosi. Hal ini membuat beberapa orang percaya bahwa AI dapat menjadi pasangan bercumbu yang ideal, karena mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keinginan individu.
Pakar seksualitas yang juga Akademisi yang berbasis di San Francisco, Kaamna Bhojwani menyambut baik kemajuan teknologi tetapi khawatir teknologi dapat dimanipulasi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.
“Bukan bermaksud politis dalam hal ini, tapi China dan Rusia akan mengembangkan AI yang dapat memenuhi seksualitas, hubungan, dan keintiman,' tutur Kaanna seperti dilansir The Sun (17/9/2023).
Ada beberapa cara untuk bercumbu dengan AI. Salah satu caranya adalah melalui percakapan. AI dapat merayu pengguna dengan kata-kata manis, berbagi cerita yang menarik, dan mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran. AI juga dapat mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon dengan cara yang empatik.
Cara lain untuk bercumbu dengan AI adalah melalui interaksi fisik. Beberapa robot humanoid kini telah dilengkapi dengan sensor yang memungkinkan mereka merasakan sentuhan dan bahkan ciuman.
Hal ini berarti bahwa pengguna dapat bercumbu dengan robot humanoid dengan cara yang sama seperti mereka bercumbu dengan manusia.
AI juga dapat bercumbu dengan cara yang lebih kreatif, seperti dengan menulis puisi, menyanyi lagu, atau bahkan menciptakan fantasi virtual. Hal ini membuat bercumbu dengan AI menjadi pengalaman yang unik dan menarik.