Plesir ke Pulau Lumpur "SARINAH"

Plesir ke Pulau Lumpur "SARINAH"


Pulau Sarinah ini masih asing terdenger di kalangan warga Sidoarjo. Pulau Sarinah merupakan pulau hasil sedimentasi lumpur lapindo. Seperti yang kita ketahui, BPLS membuang (lebih tepatnya mengalirkan) lumpur lapindo ke sungai Porong. Jadi, endapan sedimentasi tersebut merupakan bentukan BPLS yang tujuannya kelak dijadikan tempat wisata.



Akses menuju pulau ini diawali dari dermaga Tlocor. Saat itu saya harus menempuh perjalanan sekitar 15km dari arah Sungai Porong (menuju ke Timur). Jadi, ketika anda melintasi Sungai Porong, tepat diujung Selatan, ada belokan ke arah Timur. Nah, setelah belok ke Timur itu saya tinggal mengikuti jalan, lurus saja. Kabar gembiranya, akses jalannya sudah bagus. Aspal juga sedang dalam kondisi baik.
Sepanjang jalan disuguhkan tempat kolam pancing (atau tambak-tambak kecil) sekaligus ada tempat makan yang menjual ikan bakar. Sayangnya saya tidak sempat mengambil foto karena saat itu saya yang kebagian nyetir dan cuaca sedang panas-panasnya sehingga kami (waktu itu saya serombongan dengan beberapa saudara) ingin segera sampai Tlocor.
Setiba di dermaga Tlocor, langsung disambut monumen buah apel. Saya masih bertanya-tanya mengapa monumennya berbentuk buah apel, mengapa bukan berbentuk ikan atau perahu atau apalah. Kalau berbentuk ikan mungkin sudah mainstream kali ya.



Perjalanan menuju Pulau Sarinah belum berhenti sampai disitu. Kami mencari perahu yang biasanya sandar di dermaga. Saat itu ramai pengunjung yang sedang memancing.


Dermaga Tlocor di Tahun 2014

Hati-hati, karena kondisi dermaga yang mulai rusak

Harga menyewa satu perahu saat itu adalah 150.000. Berdasarkan info yang kami cari sebelumnya, seharusnya harganya tidak segitu. Tapi ya tidak apalah, trip must go on, karena kami sudah bertekat akan melihat Pulau Sarinah.


Pak Susilo, pengemudi perahu sewaan kami, mengatakan bahwa kami tidak dapat mengunjungi Pulau Sarinah, hanya bisa berkeliling saja dari atas perahu, karena butuh perizinan untuk memasuki kawasan tersebut. Pak Susilo kembali bercerita bahwa nantinya Pulau Sarinah akan dijadikan wisata mangrove, dimana akan dilengkapi sepeda air.
Perjalanan kami menuju Pulau Sarinah sekitar 30 menit. Perahu yang kami tumpangi total berisi 6 orang (rombongan kami 5 orang dan Pak Susilo). Sepanjang perjalanan kami tak henti-hentinya berdecak kagum.

Sebelah kanan adalah Pulau Sarinah
Pemandangan kanan kiri begitu indah. Burung-burung terbang bebas wira-wiri, bahkan beberapa hinggap di pinggir mangrove membentuk sebuah formasi. Ada satu pemandangan yang menurut saya bagus sekali, yaitu saat kawanan burung-burung liar berwarna putih hinggap disuatu tempat dan saya rasa itu juga akan membentuk sebuah daratan nantinya. Pulau Sarinah pun akhirnya kami lewati, bahkan sudah ada dermaga disana.

Dermaga di Pulau Sarinah
Terkadang saya lupa kalau saat itu kami sedang melintasi sungai. Saya beranggapan sedang di laut. Satu hal yang membuat saya tetap ngeh kami sedang di sungai yaitu saat melirik warna air yang coklat. Ada bagian tertentu kami melintasi arus yang airnya tidak tenang dan ada bagian arus airnya yang sangat tenang.
Saya pun jadi teringat dengan cerita buaya tempo hari. Oh ya satu lagi, ini kan muara sungai, tidak menutup kemungkinan ada buaya. Tempo hari kabarnya buaya dari sungai Porong melipir Sungai Porong yang ada di daerah Krembung. Bahkan media televisi ramai memberitakan. Mungkin untuk pengembangan wisata Pulau Sarinah ini perlu disiapkan matang-matang, mengingat adanya pemberitaan buaya itu. Tetapi ada kabar juga kalau buaya itu sebenarnya milik pribadi yang dilepas disana. Entahlah mana kabar yan benar. Kalau mengingat itu muara sungai, tidak salahnya kita antisipasi adanya buaya tersebut. Tetapi kalau Pemda Surabaya sudah bertekad akan dijadikan wisata, tentunya mereka sudah memikirkan matang-matang dong atas segala kemungkinan. Sekitar Tlocor, ada pulau lain selain pulau Sarinah, yaitu Pulau Dem. Mahasiswa dan tim sar bahkan sering mengunjungi daerah Tlocor dan Pulau Sarinah ini sebagai tempat latihan dan laboratorium alam.
Dermaga Tlocor
Saya rasa tidak ada salahnya anda datang berkunjung ke Tlocor sekaligus mengarungi Sungai Porong menuju Pulau Sarinah. Disekitar Tlocor kami temukan beberapa penjual makanan ringan. Ada juga warung yang menjual ikan bakar. Tapi jangan lupa tetap jaga kebersihan ya.
Tips untuk datang ke Tlocor:
1.      Sebaiknya mengenakan pakaian yang menyerap keringat
2.      Bawa kacamata biar tidak silau sinar matahari. Bila perlu membawa topi dan cream sunblock.
3.      Jika saat datang tidak menemukan perahu yang siap mengantar anda ke Pulau Sarinah, jangan sungkan untuk bertanya kepada warga sekitar (atau ke penjual makanan sekitar).
4.      Harga sewa perahu 150.000/perahu (kabarnya seharusnya tidak sampai segitu)
5.      Saat di atas perahu, kalau bisa jangan masukkan anggota tubuh ke air (untuk jaga-jaga adanya buaya itu hehe)
6.      Akses jalan bagus (bahkan sudah beraspal dengan baik), tidak ada salahnya anda menepikan kendaraan anda terlebih dahulu untuk mengambil gambar kanan kiri jalan, karena banyak spot yang menurut saya instagramable.

Bagaimana? Tertarik datang kesini?
Yuk, sesekali datang ke wisata lokal, sekalian membantu geliat perekonomian warga sekitar sana :)

Post a Comment