History Migrasi etnis China di Indonesia

History Migrasi etnis China di Indonesia



Terjadinya migrasi etnis China ke Nusantara ini sudah berlangsung sejak 5000 SM hingga 3000 SM. Itu berasal dari Yunnan ( perbatasan dengan vietnam dan laos ), dari ras Mongolid. 

Namun, kalau anda lihat di Bangka Belitung, banyak etnis China. Di Semutra Utara banyak juga etnis China Di kalimantan juga sama. Di Jawa Timur dan jawa barat juga. 

Itu gelombang migrasi era dinasti Mancu. Itu dipicu oleh ekspansi Pemerintah Kolonial Belanda untuk membuka lahan Perkebunan dan Tambang secara modern. Yang memang memerlukan perkeja trampil.

Awalnya mereka datang hanya sebagai pekerja atau buruh. Kedatangan mereka dimobilisasi oleh pedagang budak. Umumnya mereka berasal dari Guangzhou, Guangxie, Pulau Hainan. 

Pada pertengahan abad ke-19, jumlah imigran itu mencapai seperempat juta orang. Jumlah ini terus meningkat mencapai setengah juta etnis Tionghoa pindah ke Hindia-Belanda. Karena statusnya adalah budak belian. 

Mereka bekerja engga ada kontrak. Jadi suka suka Belanda saja. Mana ada pikiran Belanda mau repot kembalikan lagi mereka ke tanah kelahirannya.

Lama lama mereka beranak pinak dengan penduduk Lokal. Harap dicatat. GEN China, India, adalah GEN yang sangat kuat. Kalau pria atau wanita menikah dengan etnis pribumi atau etnis lain, wajah mereka pastilah seperti etnis China.

 Dari keturunan mereka inilah jadi pedagang dan pengusaha kreatif. Apalagi mereka bisa bahasa mandarin, tentu lebih mudah bermitra dengan pedagang kaya yang datang dari Tiongkok.

 Mereka tinggal berkelompok di satu wilayah yang berada di bawah kontrol pemerintah Hindia-Belanda.

Agar lebih mudah dipantau dan diatur, pemerintah Hindia-Belanda juga mengangkat seorang kapten bagi etnis Tionghoa. Pemilihan didasari oleh kepopuleran atau kekayaan si kandidat. Selain itu mereka juga jago mengorganisir dirinya agar punya akses kepada penguasa. 

Akses ini digunakan untuk melancarkan bisnis mereka mendapatkan izin memonopoli perdagangan dan distribusi Candu.

Jadi keberadaan etnis China itu sebenarnya dari awal tidak atas keinginan mereka. Mereka datang karena exploitasi perdagangan manusia. Sebagian besar etnis Tionghoa yang ada di Indonesia kini merupakan perkawinan silang dengan pribumi. 

Sama dengan etnis Arab. Dan mereka semua ikut ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan perwakilan etnis china di BPUPKI ada 4 orang. Sementara etnis Arab hanya 1 orang.


Post a Comment

0 Comments